Mohon tunggu...
Dewi Kurniasari
Dewi Kurniasari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pembelajar sejati : suka belajar dan berbagi agar senantiasa bertumbuh dan bermakna. Learning - Sharing - Growing - Meaning

Selanjutnya

Tutup

Puisi

AYAH

12 Maret 2015   17:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencoba menulis puisi 517

AYAH

malam merangkak
lelah menantimu ninabobokan aku
ingatan balitaku menganyam kebahagiaan
kau membopongku perlahan
rebahkan, berselimut kasih sayang

aku tumbuh berkat peluhmu
tak pernah jadi keluh
rasa bahagiamu terpancar
namaku terdaftar jadi mahasiswa
universitas ternama

bening telaga menggenangi matamu
haru wali nikahku
kecup kening mengalirkan restu
bertambah sukacitamu
cucu, temani masa pensiunmu

semangat menghadapi penyakit
akrabi mesin pencuci darah
dosa-dosa meluruh
doa melangit mengiringi kepulanganmu
jiwamu tenang, sunggingkan senyum

ayah, sedikit pitutur untukku
namun cinta
ketegaran dan daya juangmu
goreskan wasiat batiniah terindah
terpatri, sepanjang nadiku

Bandung, 12-03-2015
Repost dari grup Puisi517

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun