Mencoba menulis puisi 517
AYAH
malam merangkak
lelah menantimu ninabobokan aku
ingatan balitaku menganyam kebahagiaan
kau membopongku perlahan
rebahkan, berselimut kasih sayang
aku tumbuh berkat peluhmu
tak pernah jadi keluh
rasa bahagiamu terpancar
namaku terdaftar jadi mahasiswa
universitas ternama
bening telaga menggenangi matamu
haru wali nikahku
kecup kening mengalirkan restu
bertambah sukacitamu
cucu, temani masa pensiunmu
semangat menghadapi penyakit
akrabi mesin pencuci darah
dosa-dosa meluruh
doa melangit mengiringi kepulanganmu
jiwamu tenang, sunggingkan senyum
ayah, sedikit pitutur untukku
namun cinta
ketegaran dan daya juangmu
goreskan wasiat batiniah terindah
terpatri, sepanjang nadiku
Bandung, 12-03-2015
Repost dari grup Puisi517
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H