Mohon tunggu...
Dewi Kurnianingsih
Dewi Kurnianingsih Mohon Tunggu... Lainnya - Era digital era informasi kebudayaan

dewikur28@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Biola Wage Rudolf Supratman

8 Juni 2021   12:01 Diperbarui: 8 Juni 2021   12:06 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Media Sosial Museum Sumpah Pemuda

Biola Pertama Pengiring Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Cagar Budaya Peringkat Nasional

Biola Wage Rudolf Supratman dengan Nomor Inventaris 0002/07 ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Peringkat Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 247/M/2013, tanggal 27 Desember 2013.

Biola Wage Rudolf Supratman turut menjadi saksi perjalanan pemuda Indonesia dalam pergerakan meraih kemerdekaan. Biola ini digunakan untuk melantunkan lagu "Indonesia Merdeka" untuk pertama kalinya di hadapan peserta Kongres Pemuda II di Gedung Kramat 106, Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian ditetapkan sebagai hari Sumpah Pemuda. 

Lagu tersebut selanjutnya diberi nama "Indonesia Raya" sebagai lagu Kebangsaan Indonesia yang diciptakan oleh seorang pemuda bernama Wage Rudolf Supratman, berasal dari Purwokerto.

Biola Wage Rudolf Supratman dibuat oleh Nicolaus Amatus, pengerajin asal Italia pada dekade 1600-an. Informasi ini diketahui dari tulisan Nicolaus Amatus Fecit In Cremona 16 yang tertera di bagian dalam biola. 

Biola ini didapatkan oleh Wage Rudolf Soepratman sebagai hadiah dari kakak iparnya Willem Van Eldik yang dibeli di Makassar pada tahun 1914. Biola ini terbuat dari tiga jenis kayu yang berbeda. 

Bagian depan berbahan kayu yang berbeda. Bagian depan berbahan kayu Cyprus (Peronema canescens), bagian samping (side plate), bagian belakang (back plate), leher (neck), dan kepala (scroll) terbuat dari kayu maple Italia (Acer pseudoplatanus), bagian senar holder (tail piece), penggulung senar (driver), kriplang (finger board), dan end pin menggunakan kayu hitam atau kayu eboni Afrika Selatan (Diosypros melanida). 

Brigde atau jembatan terbuat dari kayu maple (Acer pseudoplatanus). Pada bagian senar kawat disisipkan kayu eboni (Diosypros celebica) yang keras untuk menahan beban senar kawat. Lis tepi biola teruat dari rose wood atau eboni.

Biola Wage Rudolf Supratman memiliki ukuran standar (4/4) dengan Panjang badan 36 cm, lebar badan bawah 20 cm, dan lebar bagian atas 11 cm. Biola dilengkapi dengan penggesek berukuran 71.2 cm dengan senar sepanjang 62.5 cm.

Setelah Wage Rudolf Supratman wafat pada 17 Agustus 1938, biola ini disimpan dan dirawat oleh kakaknya, Ny. Roekijem Soepratijah. Pada tahun 1974, ketika museum Sumpah Pemuda diresmikan pendiriannya di bekas Gedung Indonesische Clubhuis, Jalan Kramat Raya Nomor 106. Ny. Roekijem Soepratijah menyumbangkan biola tersebut untuk disimpan di museum.

Sosok Wage Rudolf Supratman merupakan salah satu pemuda yang kiprahnya patut diteladani generasi saat ini. Bahwa siapapun dengan latar belakang sebagai apapun bisa turut ambil bagian dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa, sosoknya merupakan seorang jurnalis sekaligus pemusik tidak ragu untuk melakukan hal-hal positif sebagai sumbangsih dalam mewujudkan cita-cita bangsa berupa kemerdekaan. 

Ketika segenap pemuda serta para cendekiawan berjuang di era kebangkitan nasional, W.R, Supratman dengan kemahiran yang dimilikinya dalam bermusik tidak putus asa atau rendah diri. 

Wage Rudolf Supratman memanfaatkan kemampuannya dalam memainkan Biola yang kemudian berhasil mencipta lagu dengan ketukan menggugah jiwa, mengobarkan semangat perjuangan serta membuat siapapun yang melagukan syairnya merasa keharuan sekaligus kebanggaan secara bersamaan.

Biola Wage Rudolf Supratman merupakan biola legendaris sebagai koleksi unggulan milik Museum Sumpah Pemuda. Anda yang penasaran dengan keaslian biola yang hingga kini masih  tersimpan dan terawat dengan baik serta ingin mengulik lebih dalam perjalanan sejarah yang menyertainya dapat berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan.

Lokasi museum berada di Jalan Kramat Raya Nomor 106, RT.2/RW.9, Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, DKI Jakarta (021-3154546).  Museum Sumpah Pemuda buka setiap hari Selasa-Minggu: 08.00 s/d 16.00 dan Jumat: 08.00 s/d 16.30. Hari Senin dan libur besar tutup.  

Untuk memfasiltasi masyarakat yang belum dapat melakukan kunjungan langsung serta pencegahan penyebaran virus Covid 19, serba-serbi Museum Sumpah Pemuda dapat diakses secara virtual melalui akun media sosial berikut:

Instagram          : museumsumpahpemuda

Youtube             : Muspada

Twitter                : Museum Sumpah Pemuda

Website              : museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id

Facebook            : Museum Sumpah Pemuda  

Sumber:

  • Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 247/M/2013.
  • Buku Khasanah Cagar Budaya Indonesia, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018
  • Media Sosial Museum Sumpah Pemuda

Dewi Kurnianingsih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun