Seperti kita ketahui, pandemi Covid 19 berimbas pada berbagai aspek kehidupan, tidak hanya Indonesia, melainkan semua negara tengah berkutat memerangi pandemi yang melanda di berbagai belahan dunia. Ketangguhan pengelolaan museum kembali diuji.Â
Pandemi yang tak juga menuai titik akhir, tak pelak memaksa semua bidang untuk melakukan aksi tanggap darurat, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, tak terkecuali museum sebagai lembaga publik. Dalam situasi ini museum harus tetap bertahan dengan menciptakan inovasi, memastikan denyutnya tidak terpuruk lalu ambruk. Museum harus tetap optimis, bangkit dan menyusun strategi sekaligus menguatkan aksi dalam menghadapi tantangan maupun hambatan dalam menjalankan perannya.Â
Sebagai lembaga pelayanan publik, tak dapat dipungkiri bahwa museum pun terkena dampak dari penerapan protokol kesehatan yang menganjurkan menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Pembatasan interaksi manusia satu dengan lainnya sebagai salah satu cara memutus mata rantai penularan Covid 19 tentunya harus disikapi oleh semua pihak. Salah satunya merubah strategi pelayanan dari sistem tatap muka (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan). Pemanfaatan sarana informasi dan teknologi menjadi pilihan paling tepat.Â
Saat ini seiring dengan penambahan jumlah penderita yang terpapar virus Covid 19, setiap orang berfikir berkali-kali untuk melakukan aktivitas di luar ruangan termasuk kunjungan ke museum. Sebagian orang memutuskan untuk melakukan aktivitas di rumah. Jutaan orang saat ini bergantung pada teknologi informasi melalui platform digital sebagai sarana untuk menikmati layanan publik sekaligus menjalin interaksi dan bersosialisasi dengan banyak orang.
Dalam situasi pembatasan sosial, museum telah berani menjawab tantangan dengan berupaya mengoptimalkan teknologi digital untuk tetap menunjukkan eksistensi dalam menjalankan fungsinya melaksanakan kajian, memberikan pelayanan edukatif pun rekreatif.Â
Pelayanan publik tetap berjalan dengan cara virtual melalui media sosial, seperti dialog virtual, webinar, serta aktivitas lain yang berbasis pada teknologi digital. Bagaimana mengemas konten museum sebagai bahan edukasi yang menyenangkan sekaligus tidak membosankan apabila dinikmati secara virtual menjadi tantangan bagi pengelola museum.
Tentu ini menjadi hal yang patut diapresiasi, mengikuti trend yang tengah berkembang dalam masyarakat merupakan strategi pelayan publik. Melalui media digital, pelibatan publik lebih mudah dilakukan karena jangkauannya yang luas. Merangkul komunitas, mengundang berbagai unsur masyarakat dalam diskusi virtual, dan meluncurkan program-program yang melibatkan masyarakat luas merupakan salah satu bentuk penguatan ekosistem museum.
Apabila kalian masih beranggapan museum sebagai tempat jadul dan membosankan. Berkujunglah ke Museum Ullen Sentalu, di sana kalian akan menemukan sajian yang memukau mata dan jiwa. Berkunjunglah ke Museum Macan, jika kalian tipe ekpresif dan penggemar seni modern dan kontemporer. Apabila kalian ingin mendalami tentang asal-usul manusia, tengoklah Museum Semedo di Tegal. Tidak perlu kuatir dihadang virus Covid 19, saat ini beberapa museum telah menyajikan tata pamer virtual yang dapat dinikmati dengan mudah melalui gawai sembari menyesap kopi pahit di pagi hari, di dalam rumah sendiri.
Berikut beberapa link museum virtual yang dapat dikunjungi:
https://www.museumnasional.or.id/en/virtual-tour
http://idvr360.com/vr360/museum/mbi/mbi.html
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mpnp/
http://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/virtualmuseum/sangiran_ID/index.html
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/vredeburg
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/galerinasional
http://borobudurvirtual.id/virtual-tour/
https://m.youtube.com/watch?v=Bs_243c67SE
https://www.instagram.com/p/CGKvrNagGa6/?igshid=1ldtipe8nbi0r
https://www.instagram.com/p/CGL6EXGnjJK/?igshid=11yqe7vjhvr9b
Jakarta, 12 Oktober 2020