Menjawab tantangan zaman dengan konsep nongkrong ala ngopi, membuat masyarakat kota Jogjakarta berbondong-bondong membaca peluang bisnis kuliner dan memadukannya tempat nongkrong yang cozy banget.
Lifestyle generasi millenal yang instagramable pun menjadi mangsa pasar yang empuk guna menaikkan rate promosi dan memperluas networking seketika, tak heran jika banyak yang mendadak populer hanya karena viral di instagram, apalagi di Indonesia yang memiliki begitu banyak populasi milleneal dengan hobby social media holic. Bahkan ranah pekerjaan pun sekarang sudah mulai bergeser, online dan offline sudah menjadi primadona di sebuah perusahaan bahkan setingkat pedagang kaki lima.
Mengulas tentang semua ini, saya jadi ingat ada tempat nyaman yang terletak di dekat kawasan UGM. Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk incip menu di cafe bernama Medpresso. Cafe keren ini memiliki sejuta kejutan baik dari menu maupun ide dari nama cafe ini.
Hobby terkadang memberikan kesan unik di setiap kehidupan seseorang, tak terkecuali Pak Indra selaku owner Medpresso. Lho kenapa demikian? Jadi begini, Gengs, Pak Indra memiliki hobby ngopi, namun di malam yang sudah larut, beliau mengitari kota Yogyakarta dan beliau mengungkapkan bahwa saat dini hari tak ada warung kopi yang buka satu pun. Kala itu memang masih jarang di Jogja jika ada cafe kopi yang buka hingga dini hari atau 24 jam. Dari sinilah ide memiliki usaha cafe berawal,
"Paling tidak kalau saya ingin ngopi atau nongkrong saya bisa bebas mau sampai pagi pun bisa, bisa kapan saja", ujar Pak Indra sembari tertawa renyah.
Sejarah nama Medpresso darimana sih ?
Baiklah, saat kami bertanya mengenai hal ini kepada Mas Bajang selaku Manager Medpresso menyatakan tak ada filosofinya sembari tersenyum. Kemudian Pak Indra dan Pak Agus menambahkan,
"Simple saja, kan kami punya percetakan yang tergabung dengan Cafe ini bernama Medpressindo. Nah, daripada susah-susah akhirnya jadilah Medpresso, nothing special kok", ujar mereka kompak.
Mengusung tema natural,Medpresso berikan suasana alami yang berbeda
Tema natural sebuah tempat usaha maupun hotel nampaknya sedang kencang diburu, ada yang berkiblat tentang eco green maupun mengembalikan nuansa alam. Ribuan design artistik pun bermunculan, namun inilah yang membedakan Medpresso dengan cafe lainnya.
Suasana nyaman di Medpresso natural dan tidak dibuat-buat, So? Yes, mengusung tema alam bukan berarti harus merogoh kocek ratusan untuk artistik forest yang kita juga butuh waktu lama untuk menunggu tanaman ini tumbuh. Dikarenakan hal inilah, pak Indra menegaskan bahwa tumbuhan yang tumbuh dan pohon-pohon rindang yang ada di Medpresso alami, tidak terlalu dibuat-buat dengan art pokoknya natural mengalir aja, kami kan memanfaatkan lahan luas yang ada di percetakan ini, yang tentunya ini sih tidak ngawur semuanya tetap terkonsep namun masih dinamis sebab ya namanya konsep selalu berkembang.
"Lha wong dulu mengkonsep, berubah-ubah malah gak jalan-jalan. Itu sebabnya sekarang untuk penyempurnaan konsep saya lebih ke dinamis saja untuk detailnya lho ya, tapi untuk alami nya ya tetap", ujar Pak Indra.
Percetakan menjadi inspirasi "Reading Corner", di Medpresso.
Dunia digital yang semakin kental mengalir dalam keseharian milleneal, ditampik oleh Pak Indra, bahwa ya benar, kreativitas tak selalu muncul dari internet, tapi jangan khawatir gengs di Medpresso tetap ada wifi kok hehehe.
Jadi, percetakan ini memberikan andil cukup banyak di Medpresso. Bagaimana tidak? Selain menjadi inspirasi nama cafe keren ini, percetakan ini juga memberikan sajian buku pada reading corner mereke, tentunya mereka menyediakan buku dengan seri terbaru dan yang tentunya gak pasaran. So, bagi kamu yang suka baca, this small library can be your choice!
_Dewi Krisna_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H