Mohon tunggu...
Dewi Krisna
Dewi Krisna Mohon Tunggu... Freelancer - Happy House Wife

"You can learn from your competitor, but Do not copy, Copy & You Die" (Jack Ma)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Go-Food, Fitur Layanan "Penggemuk" Omset UMKM Saya

3 Juni 2018   13:39 Diperbarui: 6 Juni 2018   00:03 1730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc.Pri/sumber pic dari harkulnas.co.id diedit oleh Dewi Krisna


"Pebisnis muda berbakat mulai bermunculan dari berbagai latar belakang, bahkan seolah menjadi sebuah pengingkaran akan profesi sebenarnya. Menebar kesuksesan tak dipungkiri mutlak dalam keinginan, tapi gagal juga tak mau beranjak kala asa menggebu-gebu untuk berkarya. Tak hanya hasil karya yang menjadi ujung tombak, lapak serta kepiawaian berdagang tak kalah turut serta dalam keberhasilan sebuah bisnis."

Pengusaha pada era digital ini, tak pernah luput menjadi karir pilihan generasi bangsa dari sabang hingga merauke.

"Ini mengesankan!", bisik saya dalam hati.

Jiwa entrepreneurship yang terlelap bagaikan hibernasi, dibangunkan semesta untuk sadar bahwa menjadi "Boss" merupakan pilihan, tak melulu sukses itu menjadi pegawai atau profesi mentereng yang dijabat.

Doc.tipsdoktercantik/alm.Bob Sadino
Doc.tipsdoktercantik/alm.Bob Sadino
"Seberapa kecil usaha mu kamu adalah seorang Bos, namun seberapa tinggipun jabatanmu di perusahaan orang lain, kamu tetaplah seorang pegawai ", terlintas dipikiran saya petuah bijak dari alm.Bob Sadino.

Berbanggalah saya, anda, dan segenap warga yang tinggal di Indonesia yang merupakan negara tropis multi budaya. Keberuntungan seolah tak henti-henti menghujani Nusantara ini, dengan keanekaragaman suku, budaya, dan adat , dimana unsur tersebut merupakan kekayaan natural yang terbentuk, dan menjadi sebuah keunikan negara ini.

Bicara mengenai keunikan, selain suku,dan adat, Indonesia kaya akan kudapan-kudapan lezat yang khas dari berbagai daerah, yang bisa jadi ini tidak ditemukan di negara lain.

Saya sejenak tertegun, mulai berpikir, hmm Yaa...kuliner merupakan sebuah jenis peluang usaha bagi masyakarat Indonesia untuk membuat karya seni dalam bidang ini. Ya..benar..memasak kemudian menghasilkan makanan lezat merupakan jenis seni unik yang dikuasai pribumi asli.

Pada tahun 2016 lalu, bidang kuliner masih dipandang sebelah mata bagi sebagian kalangan, namun akan terbang dengan landasan yang pelan tapi pasti dan terbang stabil, hal ini dinyatakan oleh Alm.Pak Bondan pecinta kuliner Nusantara yang  juga merupakan public figur.

Doc.kata.co.id/ grafik sejak tahun 2016 sudah mulai naik untuk perkembangan food & beverage
Doc.kata.co.id/ grafik sejak tahun 2016 sudah mulai naik untuk perkembangan food & beverage
Saya melihat tahun 2018,nampaknya berubah 180 derajat, bisnis kuliner tak hanya lemah gemulai,namun perkembangannya mencuat hebat. 

Strategi marketing dilakukan dengan berbagai cara untuk "menggemukan" omset para pengusaha kuliner, dengan memadukan konsep digital marketing atau soft selling serta tak ketinggalan menciptakan inovasi baru pada produk mereka.

Peneliti LD FEB UI, I Dewa Gede Karma Wisana PhD mengatakan, usaha kuliner memiliki potensi untuk terus berkembang,dan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

Badan Kreatif yang merupakan prorgam pemerintah, juga memberikan perhatian khusus untuk perkembangan dunia kuliner, memantau baik dari segi kualitas, kuantitas serta strategi market yang stabil.

***

Go-Food solusi marketing pengusaha milleneal

Omset ! Sisi kualitas, kuantitas serta beberapa hal lain menjadi sebuah pertimbangan dalam kesuksesan bisnis.

Namun, tak dipungkiri para pebisnis tentunya ingin donk omset melejit bak roket? Tentu saja, kenaikan omset bisa dicapai dengan kecerdasan marketing yang baik. Pebisnis selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan target pasar yang pas dengan kerugian minimal.

Beberapa waktu lalu, ketika Indonesia masih tidur dengan kemajuan teknologi, marketing dilakukan dengan hard selling atau terjun langsung ke lapangan, mulai dari memasang banner hingga menyebarkan brosur dilakukan secara gencar.

Seiring perkembangan zaman, apalagi sekarang merupakan zaman milleneal, dimana kebanyakan orang menjadi "pecandu" teknologi , membuat soft selling  semakin marak dilakukan.

Doc.katadata.co.id/Indonesia melalukan penjualan e-commerce tertinggi se-ASEAN sejak tahun 2015
Doc.katadata.co.id/Indonesia melalukan penjualan e-commerce tertinggi se-ASEAN sejak tahun 2015
Hal ini seolah memberikan jalan terang untuk bekerja cerdas, merebaknya dunia digital yang tak hanya social media, menjadikan para "warrior" di dunia IT menciptakan terobosan baru terkait aplikasi online yang bisa merubah sebuah strata social.

Doc.katadata.co.id
Doc.katadata.co.id
Kalian ingat ojek ? Tukang ojek yang kala dulu dipandang sebagai pekerjaan tak berlevel, hari ini dibalut dengan kecanggihan teknologi dan menjadi profesi yang digemari berbagai kalangan.

Dengan seragam epic bertema hijau, bertuliskan "Go-Jek", para tukang ojek berlenggang layaknya pekerja kantoran yang berseragam. hihihi...keren yak?

Doc.techinasia/profesi tukang ojek menjadi lebih profesional dengan balutan segaram
Doc.techinasia/profesi tukang ojek menjadi lebih profesional dengan balutan segaram
Kemunculan aplikasi Go-Jek yang mengelola ribuan driver  menjadi mitranya, seolah menjadi angin segar, bagi para pencari kerja ataupun untuk mahasiswa yang ingin menambah uang sakunya. Dengan persyaratan yang tidak "seribet" pegawai kantoran, Go-Jek menjadi profesi keren yang dipilih para pencari nafkah.

Fitur Go-Jek tak hanya "ngojek" atau Go- Ride , tapi ada pula sebuah fitur yang bernama Go-Food.

Nah, lahirnya fitur Go-Food ini, seolah mendukung perkembangan strategi marketing bisnis kuliner.

Lahirnya fitur layanan Go-Food dari Go-Jek april 2015 lalu, membuat nafas lega bagi kalangan pebisnis muda dan UMKM, cukup mendaftar dengan sistim bagi hasil yang ringan, anda bisa lho mempunyai jasa pesan,dan antar makanan untuk warung anda.

CEO Go-Jek Nadiem Makarim menceritakan, jika awal berdirinya Go-food fitur pesan, dan antar makanan belum dilirik untuk dimasukkan sebagai pilihan.

Go-jek membuat daftar list resto secara tidak resmi, artinya tanpa kesepakatan dari kedua belah pihak, jadi Go-Jek memasukkan sendiri daftar resto tersebut.

Pihak Go-Jek melakukan "pdkt" secara perlahan terhadap resto tersebut, kemudian mendaftarkannya secara resmi pada fitur Go-Food, setelah si resto jatuh cinta,he..he..hhe gimana gak jatuh cinta kalau gara-gara Go-Food omset meningkat pesat.

"Tiga bulan aplikasi luncur terus ada Go-Food yang khusus buat beli makanan, Go-Jek semakin meledak, bahkan jadi food delivery terbesar di dunia setelah Cina," kata Nadiem.

Go-Food menjadi layanan digital marketing yang patut diacungi jempol

Saya dan adik saya mulai tertarik dengan bisnis kuliner, dengan kegigihannya adik saya mengawali membuka sebuah gerai kaki lima dengan nama "Pisang Nian Paseban" desember 2017 lalu.

Semula usaha ini tak ia iklankan, namun salah satu rekannya yang merupakan "driver Go-Jek" menyarankan untuk menggandeng Go-Jek mendaftarkan lapak ke fitur Go-Food sebagai mitranya.

Nah, akhirnya adik saya mendaftarkan gerainya ke Go-Jek ,dan mendapat verifikasi dari e-mail, yang sebelumnya di infokan oleh CS Go-Jek via whatsapp. Prosesnya pun gak lama, semua serba cepat dan passs banget. 

Doc.Pri/ Kaki lima UMKM sederhana pun bisa menjadi mitra GoJek
Doc.Pri/ Kaki lima UMKM sederhana pun bisa menjadi mitra GoJek
Yuk bermitra dengan Go-Jek. Go-Food-in bisnis kulinermu.

Saya berkunjung ke lapak adik saya bernama Praba  seminggu setelah lapaknya terdaftar pada fitur Go-Food untuk menikmati sebungkus "Pisang Nian Paseban", pisang goreng crispy dengan toping coklat keju menjadi favorite saya, rasanya lezat, dan coklaaatnya lumeerrr dimulut. Di GoFood setiap lapak sudah dikategorikan guys, so tinggal pilih untuk masuk dalam daftar pesananmu, detailnya juga ada lho. Yuk...pakai Go-Food di gadgetmu

Doc.Pri/dari aplikasi Gojek, menu sudah terbagi di beberapa kategori
Doc.Pri/dari aplikasi Gojek, menu sudah terbagi di beberapa kategori
Hal mengejutkan yang membuat saya terbelalak, yakni antri lapak Praba di alun-alun paseban ini didominasi oleh "pasukan hijau" tepat di depan gerobaknya, membawa nama brand Go-Jek para driver ini melakukan order dengan sangat tertib, sayangnya saya tidak sempat mendokumentasikannya kala itu.

Kemudian, saya pun bergegas mengambil smartphone, memberitahukan ke beberapa rekan saya, jika lapak pisang crispy ini bisa ditemukan di fitur Go-Food. Serentak beberapa teman saya, langsung order via Go-Jek, guys..hmm mudah sekali caranya asal punya aplikasi GoJek kamu bisa langsung pesan melalui fitur Go Food, makanan yang kamu inginkan.

Para driver ini yang rela antri ini, melayani jasa pesan antar makanan fitur Go-Food, yang sudah tertera secara detail pada aplikasinya, mulai dari menu, jenis makanan, serta "noted" tertentu request para pelanggan.

Doc.Pri/ Menu yang tertera pada fitur Go Food sangat lengkap
Doc.Pri/ Menu yang tertera pada fitur Go Food sangat lengkap
"Omset yang tadinya 200ribu-an sehari dari jam 16.00-21.00, sekarang naik menjadi 300ribu-an bahkan lebih. Dan kebanyakan mereka memesan dari Go-Food", tutur Praba mahasiswa semester akhir ini sambil tersenyum lebar hingga gigi taringnya terlihat.

Wow... fantastic kan? Adanya layanan Go-Food sekarang selain mempermudah untuk pesan food kesukaan tanpa harus ribet keluar rumah..cukup duduk manis, tunggu abang Go-Jek datang ke rumah membawa sebongkah makanan hehehe, Go-Food juga menjadi jembatan bisnis yang bisa membuat omsetmu gendut dut dut dut, dan jangan khawatir untuk keamanannya? aman kok guys, sebab Go-Jek memberikan kesepakatan hitam diatas putih.

Untuk para driver supaya hempasskan penipuan, Gojek memberi solusi dengan adanya Go-Pay jadi para pelanggan mempunyai saldo virtual pada aplikasi ini so driver Go-Jek don't be worry, be happy with order.

Para pelanggan juga supaya bijak ya...jika order dan bayar cash, jangan sembarangan cancel orderan. 

Doc.Pri/Kerjasama dengan Gojek untuk fitur Go Food aman sebab ada kesepakatan resmi
Doc.Pri/Kerjasama dengan Gojek untuk fitur Go Food aman sebab ada kesepakatan resmi
Praba ungkapkan bahwa sistim bagi hasil Go-Food sangat menguntungkan ada dua jenis yakni :

- Harga asli dengan pembagian 80% untuk si pengusaha 20% untuk Go-Jek, ini sistim yang dipilih oleh adik saya, atau ada solusi lain yakni

- Harga asli 100% untuk pengusaha namun pihak Go-Jek mengambil untung atau membuat harga baru lebih tinggi dari harga asli. 

Nah, bagi hasil ini win-win solution kan,gak ada yang dirugikan guys,tinggal pilih sistim mana yang kamu banget.

Hal ini sepertinya tak hanya Praba yang merasakan, tapi banyak sekali pengusaha UMKM yang mengungkapkan meningkatnya omset setelah mendaftarkan lapaknya pada fitur Go-Food.


Berdasarkan hasil riset LD FEB UI, pada tahun 2017, merchant UMKM yang bergabung dalam platform GO-JEK di 9 kota berkontribusi lebih dari Rp 1,7 triliun kepada perekonomian nasional.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kehadiran Go-Food mendukung UMKM untuk meningkatkan ekonomi Indonesia guys, waahhh mulianyaaa...Go-Food ini

Apresiasi Go-Jek kepada UMKM melalui festival kuliner Go-Food Raksasa

Go-Jek kembali memberikan bentuk kepeduliannya dalam mendukung UMKM. Dengan menggaet kurang lebih dari 150.000 merchant mitra Go-Jek dalam fitur Go-Food, Go-Jek mengadakan festival kuliner raksasa mei 2018 lalu di sebelas kota besar di Indonesia yakni Surabaya, Medan, Yogyakarta, Makassar, Bandung, Semarang, Palembang, Bali, Solo, Malang, dan Jabodetabek, dimana semua makanan ada disitu.

Antusias masyarakat dalam merespon festival ini sangat positif, selain itu para pengusaha UMKM  yang merupakan merchant mitra Go-Jek mendapatkan omset berlipat.

Hari Kuliner Nasional Go-Food memberikan berbagai promo, mulai dari cashback, lucky voucher 55 di Go-Food Festival hingga potongan maksimal Rp 20.000 di ribuan merchant pilihan.

Doc.tribunnews/euforia CEO Gojek, Nadiem bersama beberapa rekanan menyambut Harkulnas
Doc.tribunnews/euforia CEO Gojek, Nadiem bersama beberapa rekanan menyambut Harkulnas
Gimana guys? Aksesnya yang mudah tinggal klik pada aplikasi, jasa pesan antar dihitung dalam hitungan radius yang nyaman dikantong, apalagi pas HARKULNAS Go-Food banyak promo diskonnya lho...serbuu..

Kalau saya sedang malas, dan cuaca diluar tidak bersahabat, saya sering menggunakan jasa fitur Go-Food,apalagi Go-food merupakan salah satu layanan jasa pendukung UMKM keluarga saya, Praba sendiri merupakan pengguna aktif aplikasi Go-Jek dan sering sekali melakukan Go-Food untuk memesan makanan disekitar kami, kami ketagihan menggunakan fitur ini, sebab tak perlu antri sudah ada abang Go-Jek yang setia mengantri untuk kami hehehe..Abang Go-Jek aja setiaaaa...hihihi.

"Bingung mau makan apa? Go Food-in aja"

***

Ini pengalamanku menggunakan Go-Food baik dalam order ataupun sebagai patnernya, bagaimana pengalamanmu? 

_Go Food dukung UMKM dengan Harkulnas 2018_

Ref : harkulnas.co.id dan beberapa sumber

Present by Dewi Krisna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun