Fitur Go-Jek tak hanya "ngojek" atau Go- Ride , tapi ada pula sebuah fitur yang bernama Go-Food.
Nah, lahirnya fitur Go-Food ini, seolah mendukung perkembangan strategi marketing bisnis kuliner.
Lahirnya fitur layanan Go-Food dari Go-Jek april 2015 lalu, membuat nafas lega bagi kalangan pebisnis muda dan UMKM, cukup mendaftar dengan sistim bagi hasil yang ringan, anda bisa lho mempunyai jasa pesan,dan antar makanan untuk warung anda.
CEO Go-Jek Nadiem Makarim menceritakan, jika awal berdirinya Go-food fitur pesan, dan antar makanan belum dilirik untuk dimasukkan sebagai pilihan.
Go-jek membuat daftar list resto secara tidak resmi, artinya tanpa kesepakatan dari kedua belah pihak, jadi Go-Jek memasukkan sendiri daftar resto tersebut.
Pihak Go-Jek melakukan "pdkt" secara perlahan terhadap resto tersebut, kemudian mendaftarkannya secara resmi pada fitur Go-Food, setelah si resto jatuh cinta,he..he..hhe gimana gak jatuh cinta kalau gara-gara Go-Food omset meningkat pesat.
"Tiga bulan aplikasi luncur terus ada Go-Food yang khusus buat beli makanan, Go-Jek semakin meledak, bahkan jadi food delivery terbesar di dunia setelah Cina," kata Nadiem.
Go-Food menjadi layanan digital marketing yang patut diacungi jempol
Saya dan adik saya mulai tertarik dengan bisnis kuliner, dengan kegigihannya adik saya mengawali membuka sebuah gerai kaki lima dengan nama "Pisang Nian Paseban" desember 2017 lalu.
Semula usaha ini tak ia iklankan, namun salah satu rekannya yang merupakan "driver Go-Jek" menyarankan untuk menggandeng Go-Jek mendaftarkan lapak ke fitur Go-Food sebagai mitranya.