Mohon tunggu...
Dewi Krisna
Dewi Krisna Mohon Tunggu... Freelancer - Happy House Wife

"You can learn from your competitor, but Do not copy, Copy & You Die" (Jack Ma)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stop Konvoi, Cara Unik SMKN 1 Pundong Rayakan Kelulusan

4 Mei 2018   13:04 Diperbarui: 4 Mei 2018   15:23 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelulusan siswa SMA dan SMK telah diumumkan pada tanggal 2 Mei 2108 lalu,kali ini pengumuman kelulusan tidak dilakukan secara online melainkan diumumkan melalui sekolah masing-masing. Pelaksanaan UNBK mengalami peningkatan 166% dibandingkan tahun lalu.

Banyak hal dan kegiatan yang bisa dilakukan untuk merayakan kelulusan ini. Hal identic yang sering dilakukan adalah konvoi dan corat-coret. Dilansir dari beberapa media, perayaan kelulusan ini mendapat respon dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, beliau menghimbau supaya para siswa pulang ke rumah setelah mendapatkan hasil pengumuman.

"Saya mohon jangan melakukan konvoi dan melakukan corat-coret baju, lebih baik pulang ke rumah dan sujud pada orang tua yang sudah membesarkan dan membiayai", ujar Sri Sultan dilansir dari beberapa media.

Semua berharap para siswa bisa mengisi kegiatan yang lebih bermanfaat terkait dengan kelulusan ini, seperti contoh yang dilakukan siswa-siswi di SMK Pundong I Bantul, Yogyakarta. Sejak beberapa tahun  lalu, SMK N 1 Pundong mencuri perhatian public,bagaimana tidak SMK ini mengisi kegiatan untuk perayaan pengumuman dengan melakukan  kegiatan unik yang berbeda

Pada tahun 2016 lalu, para siswa diwajibkan memakai busana adat jawa yakni kebaya untuk yang wanita dan surjan untuk yang laki-laki, mereka berdandan layaknya saat hari kartini lengkap dengan assesorisnya. 

Dalam kegiatan ini, untuk mendapatkan hasil kelulusan, dibuka oleh tokoh pewayangan Janoko yang melempar lembing untuk memecahkan balon yang berisikan gulungan kertas nama siswa siswi yang dinyatakan LULUS, unik bukan? Saat balon pecah mereka lari berbondong-bondong untuk mengambil salah satu kertas dan mencari nama teman yang mereka dapatkan dan memberi selamat. Kemudian acara ini juga disusul dengan pemanahan balon oleh dua orang berkostum Sri Kandi untuk beberapa data di kelas lainnya.

Konvoi sepeda memakai caping di tahun 2017 lalu, dan untuk mengetahui kelulusan siswa siswi melakukan aksi "nyebur kolam" dengan kedalaman 1 meter untuk berebut memecahkan kendi dan mengambil nama yang bertuliskan LULUS/ TIDAK LULUS.

Kemudian, yang tidak kalah menarik adalah ditahun 2018 ini, para siswa siswi datang dengan pakaian adat jawa, dibuka dengan tarian edan-edanan yang dikelilingi siswa-siswi yang penasaran akan kelulusannya. Tahun ini SMK N 1 Pundong ini bisa meluluskan 100% siswanya yang kurang lebih berjumlah sekitar 250 orang. Uniknya, pengumuman kelulusan kali ini dibagikan melalui drone yang diterbangkan dan membawa gulungan kertas bertuliskan nama dan keterangan kelulusan, siswa dibagi per kelas dan siapa yang mendapatkan nama temannya sesegera mencari temannya, untuk mengucapkan selamat.

Doc. semarangpos
Doc. semarangpos
Doc.tribun news'
Doc.tribun news'
Visi sekolah ini adalah menghasilkan lulusan professional, berbudaya dan berakhlak mulia. Jadi memang sudah sejak beberapa tahun lalu kegiatan penerimaan siswa baru juga dilakukan dengan cara menonjolkan adat budaya  yang jauh dari perploncoan. Ini juga dilakukan juga supaya tidak ada insiden membahayakan atau ketakutan pada siswa baru yang akan mendaftar. Mungkin hal ini bisa dijadikan contoh, bahwa ospek ataupun perayaan kelulusan bisa diisi dengan kegiatan yang positif dan tidak berdampak kerusuhan nantinya.

Doc.detiknews
Doc.detiknews
Nah, guys hal ini bisa dicontoh ni daripada melakukan konvoi motor yang menyebabkan polusi udara, dan corat coret yang tidak bermanfaat mending baju seragam bisa disumbangkan kan guys? Yuk, kita sikapi dengan lebih bijaksana dan semoga para tenaga pendidik dapat selalu mendukung dan mengadakan kegiatan positif semacam ini serta melestarikan kegiatan positif ini. 

Pasti seru bukan? Jika saja diadakan perayaan sesuai dengan adat daerah masing-masing, Indonesia yang kaya akan budaya tentunya tidak akan luntur dikikis waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun