Melihat data perceraian di Indonesia yang terus meningkat, faktor pertama perceraian adalah faktor ekonomi, dan yang kedua adalah perselingkuhan. Saya akan bicara pada sebuah titik dimana semua peran terpenuhi namun pasangan tetap selingkuh juga, cantik sudah baik sudah hebat diranjang sudah, yang pria mapan sudah, penyayang ia, service okay dan sebagainya.
Gen DRD4 (Dopamine Reseptor D4)
Kita bicara masalah gen guys, penelitian menunjukkan bahwa pada pria yang doyan selingkuh, sensasi deg-degan campur bahagia karena tidak (atau belum) ketahuan selingkuh akibat dorongan dopamin ini malah semakin membuat mereka semakin geram bak singa yang mencari mangsa. Sedang pada wanita yang sering terjadi adalah mutasi gen vasopressin, dimana gen pemberi rasa bahagia yang diproduksi di hipotalamus ini mengeluarkan sensasi bahagia berlebihan yang menyebabkan rasa ingin berselingkuh saat marasakan sentuhan pria lain melalui jabat tangan atau berpelukan.
DRD4 ini adalah dopamine reseptor D4 yang mempengaruhi kadar dopamine otak. Orang yang memiliki gen ini memiliki dua kali lipat sifat ketidaksetiaan, sebab mereka memiliki sensasi ingin mengulang-ulang sesuatu menantang dan menguji sampai mana batasan mereka dengan berbagai atraksi.Â
Efek dari gen ini sama halnya dengan efek pada seorang alkoholik atau pecandu narkoba maka ada pepatah mengatakan "kalau sudah pernah selingkuh, itu mesti watak dan diulang-ulang" dengan catatan semua factor pemicu lain terpenuhi dengan baik namun tetap selingkuh.
BDP (Borderline Disorder Personality)
Perselingkuhan juga bisa terjadi karena rusaknya fungsi otak disebabkan karena konsumsi obat atau alcohol, sehingga hal ini berdampak pada kejiwaan si pemakai. Dan ada pula perselingkuhan tinggi terjadi pada penderita Borderline personality disorder atau "narsis" yang berlebihan, jadi orang dengan BPD selalu mencari perhatian dan haus perhatian.
Demiikianlah guys, share saya kali ini melalui artikel ini. Jadi banyak factor yang harus kita pahami, semoga hal-hal yang disampaikan dalam artikel ini dapat membantu kita semua merubah sudut pandang dan memperbaiki diri untuk lebih tahu bagaimana pria bagaimana wanita, dan goal nya seperti apa dan dimana sehingga kita semua dapat menemukan "golden period" yang langgeng.
present by dewi krisna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H