Mohon tunggu...
dewi khoiriyatul aini
dewi khoiriyatul aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang prodi perbankan syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa yang Berkarakter

29 Oktober 2024   21:26 Diperbarui: 29 Oktober 2024   21:49 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dari google

Filsafah Pancasila dalam pendidikan di Indonesia menuju bangsa yang berkarakter 

     Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang didalamnya memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan  tentang  pedoman  hidup  berbangsa  dan  bernegara  bagi  manusia  Indonesia seluruhnya  dan  seutuhnya.  Masuknya  Pancasila  sebagai  suatu  ideologi  dan  falsafah  bangsa Indonesia tak lepas pula dari peran Bung Karno. Menurut Sutrisno (2006), "Pancasila adalah suatu philosofiche grounfslag atau Weltanschauung yang diusulkan Bung Karno di depan sidang BPUPKI  1  Juni  1945  sebagai  dasar  negara  Indonesia  yang  kemudian  merdeka."  Suatu masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup, yaitu merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa terkecuali aspek pendidikan. 

     Filsafat yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa, sedangkan  pendidikan  merupakan  suatu  cara  atau  mekanisme  dalam  menanamkan  dan mewariskan  nilai-nilai  filsafat  tersebut.  Pendidikan  sebagai  suatu  lembaga  yang  berfungsi menanamkan  dan  mewariskan  sistem  norma  tingkah laku  perbuatan  yang  didasarkan  kepada dasar-dasar   filsafat   yang   dijunjung   oleh   lembaga   pendidikan   dan   pendidik   dalam   suatu masyarakat.  Untuk  menjamin  supaya  pendidikan  dan  prosesnya  efektif,  maka  dibutuhkan landasan-landasan   filosofis   dan   landasan   ilmiah   sebagai   asas   normatif   dan   pedoman pelaksanaan pembinaan (Noor: 1988). Sebagai sebuah falsafah dan sebuah ideologi bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah dasar dari pelaksanaan segala aspek kehidupan bagi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan.  Dalam  UU  No.12  Tahun  2012  Pasal  1  tentang  Pendidikan  Tinggi disebutkan bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat,  bangsa,  dan  negara.  Dari Undang-undang di  atas  dapat  dimaknai bahwa pendidikan di Indonesia adalah sebuah proses pembelajaran yang berupaya untuk tujuan pengembangan potensi diri dan karakter bagi peserta didik. Disini Sila-sila Pancasila mencerminkan bagaimana seharusnya pendidikan harus dihayati dan diamalkan menurut sila-sila dalam Pancasila.Pengertian  karakter  menurut  Pusat  Bahasa  Depdiknas  adalah  "bawaan,  hati,  jiwa, kepribadian,  budi  pekerti,  perilaku,  personalitas,  sifat,  tabiat,  temperamen,  watak".  Adapun berkarakter  adalah  berkepribadian,  berperilaku,  bersifat,  bertabiat,  dan  berwatak".  Menurut Musfiroh (2008),  karakter  mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi  (motivations),  dan  keterampilan  (skills).  Karakter  berasal  dari  bahasa  Yunani  yang berarti "to mark" atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam  bentuk  tindakan  atau  tingkah  laku,  sehingga  orang  yang  tidak  jujur,  kejam,  rakus  dan perilaku  jelek  lainnya  dikatakan  orang  berkarakter  jelek.  Sebaliknya,  orang  yang  perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.Pancasila sebagai sistem filsafat  bisa dilihat dari pendekatan  ontologis,  epistemologis, maupun  aksiologis.  Diktat  "Filsafat  Pancasila"  (Danumihardja,  2011)  menyebutkan  secara ontologis  berdasarkan  pada  pemikiran  tentang  negara,  bangsa,masyarakat,  dan  manusia. Secara epistemologis berdasarkan sebagai suatu pengetahuan intern struktur logis dan konsisten implementasinya. Secara aksiologis bedasarkan pada yang terkandung di dalamnya, hierarki dan struktur  nilai,  di  dalamnya  konsep  etika  yang  terkandung.  Dasar  ontologis  Pancasila  sebagai sistem  filsafat  bisa  diinterpretasikan  bahwa  adanya  negara  perlu  dukungan  warga  negara. Kualitas negara sangat bergantung pada kualitas warga negara. Kualitas warga negara sangat erat  berkaitan  dengan  pendidikan.  Hubungan  ini  juga  menjadi  timbal-balik  karena  landasan pendidikan  haruslah  mengacu  pada  landasan  negara.  Esensi  landasan  negara  harus  benar-benar  memperkuat  landasan  pendidikan  untuk  mencapai  tujuan  bersama  adanya  keserasian hubungan antara negara dengan warga negara.

Hakikat filsafat Pancasila

     Filsafat berasal dari kata Philosophyyang secara epistimologis berasal dari philosatau phileinyangyang artinya cinta dan shopiayang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau kebijaksanaan (wisdom) (Sutrisno, 2006). Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel.

 Pancasila  sebagai  suatu  sistem  filsafat,  memiliki  dasar  ontologis,  dasar  epistemologis dan  dasar  aksiologis  tersendiri  yang  membedakannya  dengan  sistem  filsafat  lain.  Secara ontologis,  kajian  Pancasila  sebagai  filsafat  dimaksudkan  sebagai  upaya  untuk  mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Notonagoro (dalam Ganeswara, 2007) menyatakan bahwa hakikat  dasar  ontologis Pancasila adalah manusia,  sebab  manusia  merupakan  subjek  hukum pokok  dari  Pancasila.  Selanjutnya,  hakikat  manusia  itu  adalah  semua  kompleksitas  makhluk hidup, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Secara lebih lanjut, hal ini bisa  dijelaskan bahwa  yang  berke-Tuhanan  Yang  Maha  Esa,  yang  berkemanusiaan  yang  adil dan  beradab,  yang  berpersatuan  Indonesia,  yang  berkerakyatan  yang  dipimpin  oleh  hikmah kebijaksanaan   dalam   permusyawaratan/perwakilan   serta   yang   berkeadilan   sosial   adalah manusia.

Prinsip - prinsip Filsafat Pancasila        Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut.a.Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.b.Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD '45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).c.Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.d.Kausa Finalis, maksudnya  berhubungan  dengan tujuannya, tujuan diusulkannya  Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.Inti atau esensi sila- sila Pancasila meliputi:a.ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima;b.kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;c.kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;d.kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong; dane.keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya. 

Pendidikan  dilakukan  oleh  manusia  melalui  kegiatan  pembelajaran.  Dalam  praktik pendidikan   yang   universal   banyak   ditemukan   beragam   komunitas   dari   manusia   yang memberikan makna  yang  beragam dari  pendidikan.  Di Indonesia, pendidikan  ditekankan pada penguasaan  landasan  terbentuknya  masyarakat  meritorik,  artinya  memberikan  waktu  jam pelajaran  yang  luas  dalam  penguasaan  mata  pelajaran  tertentu. Pendidikan  berdasarkan terminologi merupakan terjemahan dari istilah Pedagogi. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu Paidosdan Agoo. Paidosartinya  budak  dan Agooartinya  membimbing.  Pedagogi  dapat diartikan  sebagai  budak  yang  mengantarkan  anak  majikan  untuk  belajar.  (Jumali  dkk,  2004) menjelaskan bahwa hakikat pendidikan adalah kegiatan yang melibatkan guru, murid, kurikulum, evaluasi,  administrasi  yang  secara  simultan  memproses  peserta  didik  menjadi  lebih  lebih bertambah  pengetahuan,  skill,  dan  nilai  kepribadiannya  dalam  suatu  keteraturan  kalender akademik. Filsafat  pendidikan  Indonesia  berakar  pada  nilai-nilai  budaya  yang  terkandung  pada Pancasila.    Nilai    Pancasila    tersebut    harus    ditanamkan    pada    peserta    didik    melalui penyelenggaraan  pendidikan  nasional  dalam  semua  level  dan  jenis  pendidikan.  Ada  dua pandangan yang menurut (Jumali dkk, 2004), perlu dipertimbangkan dalam menetukan landasan filosofis dalam pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang manusia Indonesia. Filosofis pendidikan nasional memandang bahwa manusia Indonesia sebagai: a.makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya;b.makhluk individu dengan segala hak dan kewajibannya;c.makhluk sosial dengan segala tanggung jawab hidup dalam masyarakat yang pluralistik,baik dari segi lingkungan sosial budaya, lingkungan hidup,dan segi kemajuan Negara Kesatuan Republik  Indonesia  di  tengah-tengah  masyarakat  global  yang  senantiasa  berkembang dengan segala tantangannya.

Filsafat Pancasila dalam pendidikan di Indonesia.

      Pendidikan  merupakan  usaha  sadar  yang  sengaja  dan  terencana  untuk  membantu perkembangan  potensi  dan  kemampuan  anak  agar  bermanfaat  bagi  kepentingan  hidupnya sebagai  individu  dan  sebagai  warga  masyarakat.  Pendidikan  dipandang  mempunyai  peranan yang   besar   dalam   mencapai   keberhasilan   dalam   perkembangan   anak.   Dalam   sejarah pendidikan,  dapat  dijumpai  berbagai  pandangan  atau  teori  mengenai  perkembangan  manusia dan hasil pendidikannya . Aristoteles  mengatakan,  bahwa  tujuan  pendidikan  sama  dengan  tujuan  didirikannya suatu negara (Rapar, 1988). Demikian juga dengan Indonesia. Pendidikan selain sebagai sarana transfer  ilmu  pengetahuan,  sosial  budaya  juga  merupakan sarana  untuk  mewariskan  ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya. Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi suatu bangsa  yang dianutnya. Pancasila  adalah dasar  dan ideologi  bangsa Indonesia yang  mempunyai  fungsi  dalam  hidup  dan  kehidupan  bangsa  dan  negara  Indonesia.  Filsafat adalah  berfikir  secara  mendalam  dan  sungguh-sungguh  untuk  mencari  kebenaran,  filsafat pendidikan  adalah  pemikiran  yang  mendalam  tentang  pendidikan  berdasarkan  filsafat,  apabila kita hubungkan fungsi Pancasila  dengan  sistem  pendidikan  ditinjau  dari  filsafat  pendidikan,  bahwa  Pancasila pandangan  hidup  bangsa  yang  menjiwai  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Karena  itu,  sistem pendidikan  nasional  Indonesia  wajar  apabila  dijiwai,  didasari,  dan  mencerminkan  identitas Pancasila.  Cita  dan  karsa  bangsa  Indonesia  diusahakan  secara  melembaga  dalam  sistem pendidikan  nasional  yang  bertumpu  dan  dijiwai  oleh  suatu  keyakinan,  pandangan  hidup  dan folosofi tertentu. Inilah dasar pikiran mengapa filsafat pendidikan Pancasila merupakan tuntutan nasional  dan  sistem  filsafat  pendidikan  Pancasila  adalah  sub  sistem  dari sistem negara Pancasila.

Filsafat Pancasila dalam membangun bangsa berkarakter.

   Pengertian  karakter  menurut  Pusat  Bahasa  Depdiknas  adalah  "bawaan,  hati,  jiwa, kepribadian,budi  pekerti,  perilaku,  personalitas,  sifat,  tabiat,  temperamen,  watak".  Adapun berkarakter  adalah  berkepribadian,  berperilaku,  bersifat,  bertabiat,  dan  berwatak".  Menurut Musfiroh (2008),  karakter  mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi  (motivations),  dan  keterampilan  (skills).  Karakter  berasal  dari  bahasa  Yunani  yang berarti "to mark" atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam  bentuk  tindakan  atau  tingkah  laku,  sehingga  orang  yang  tidak  jujur,  kejam,  rakus  dan perilaku  jelek  lainnya  dikatakan  orang  berkarakter  jelek.  Sebaliknya,  orang  yang  perilakunya sesuai  dengan  kaidah  moral  disebut  dengan  berkarakter  mulia.  Dari  pengertian  di  atas  dapat dimaknai  bahwa  pendidikan  karakter  merupakan suatu  proses  penanaman  perilaku  yang didasarkan pada budi pekerti yang baik sesuai dengan kepribadian luhur bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Menurut  Ramli  (2003),  pendidikan  karakter  memiliki  esensi  dan  makna  yang  sama dengan  pendidikan  moral  dan  pendidikan  akhlak.  Tujuannya  adalah  membentuk  pribadi  anak, supaya menjadi manusia  yang  baik,  warga masyarakat, dan  warga  negara  yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks  pendidikan  di  Indonesia  adalah  pendidikan  nilai,  yakni pendidikan  nilai-nilai  luhur  yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.  Pancasila  sebagai  sistem  filsafat  bisa  dilihat  dari  pendekatan  ontologis,  epistemologis, maupun aksiologis. 

     Demokrasi Pancasila menegaskan pengakuan atas harkat dan martabat manusia sebagai makhluk masyarakat, Negara, dan masyarakat bangsa (Arbi, 1998). Orientasi hidup kita adalah hidup kemanusiaan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri kemanusiaan yang kelihatan dari Pancasila ialah integral, etis, dan religius (Poeposwardoyo ,1989) Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat dimaknai bahwa pendidkan karakter di Indonesia merupakan hasil dari penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur kita bangsa Indonesia yang memiliki adat ketimuran. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri yaitu integral, etis dan reigius. Seorang pendidik haruslah sadar akan pentingnya pendidikan karakter. Salah satu cara untuk menerapkan pendidikan karakter adalah dengan melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Di bawah ini ada beberapa poin yang harus dilakukan oleh pendidik dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila. a.Harus memahami nilai-nilai Pancasila tersebut. b.Menjadikan Pancasila sebagai aturan hukum dalam kehidupan. c.Memberikan contoh pelaksanaan nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik dengan baik.Dengan melaksanakan tiga point di atas, diharapkan cita-cita bangsa yang ingin melaksanakan pendidikan berkarakter sesuai falsafah pancasila akan terwujud. Karena bagaimanapun juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang setiap waktu sehingga tidak mungkin rasanya menghambat perkembangan itu. Untuk itu, satu-satunya jalan dalam menerapkan pendidikan berkarakter adalah dengan melaksanakan poin-poin di atas.

Simpulan dan saran

Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya memuat limadasar  yang  isinya  merupakan  jati  diri  bangsa  Indonesia.  Sila-sila  dalam  Pancasila menggambarkan  tentang  pedoman  hidup  berbangsa  dan  bernegara  bagi  manusia  Indonesia seluruhnya   dan   seutuhnya.   Pancasila   juga   merupakan   sebuah   filsafat   karena   pancasila merupakan  acuan  intelektual  kognitif  bagi  cara  berpikir  bangsa  yang  dalam  usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti  ideologi suatu bangsa  yang dianutnya. Pancasila  adalah dasar  dan ideologi  bangsa  Indonesia  yang  mempunyai  fungsi  dalam  hidup  dan  kehidupan  bangsa  dan negara Indonesia. Filsafat adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran.   Filsafat   pendidikan   adalah   pemikiran   yang   mendalam   tentangpendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari  filsafat  pendidikan,  maka  Pancasila  merupakan  pandangan  hidup  bangsa  yang  menjiwai dalam  kehidupan  sehari-hari.  Karena  itu,  sistem  pendidikan  nasional  Indonesia  wajar  apabila dijiwai,   didasari   dan   mencerminkan   identitas   Pancasila.   Pancasila   adalah   falsafah   yang merupakan  pedoman  berperilaku  bagi  bangsa  Indonesia  yang  sesuai  dengan  kultur  bangsa Indonesia.  Pendidikan  karakter  memang  seharusnya  diambil  dari  nilai-nilai  yang  terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman  dan  bertaqwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa.  Semuanya  telah  mencakup  filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis dan religius.

 

Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan mudah di pahami aminnnn😂🤲

#pancasilapbsa4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun