Desa Bugisan termasuk kedalam Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten yang berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penamaan Desa Bugisan diambil dari sejarah yang dipercayai atas daerah tersebut dimana konon di Desa Bugisan ada prajurut Kraton Kasunanan Surakarta yang berasal dari Bogis yang disebut Prajurit Bogis, mereka ditugaskan untuk menjaga keamanan perbatasan antara Kraton Kasunanan Surakarta dan Kraton Kasultanan Yogyakarta, lama kelamaan orang menyebut daerah ini menjadi Bugisan. Sejarah dari Desa Bugisan memiliki warna yang menarik dan menjadi salah satu nilai penting bagi masyarakat di Desa tersebut.
Desa Bugisan memiliki berbagai macam keindahan alam serta kekayaan nilai budaya yang mampu menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Potensi wisata yang ditawarkan oleh Desa Bugisan tidak hanya terbatas pada keindahan alam dan kekayaan budaya, namun inovasi yang dikembangkan oleh masyarakat Desa Bugisan juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri khususnya bagi wisatawan yang lebih tertarik pada wisata yang bernilai ekonomis. Beberapa potensi wisata Desa Bugisan adalah:
- Candi Plaosan / Candi Kembar
Candi Plaosan terletak sekitar kurang lebih 1 kilometer dari Candi Sewu dan Candi Prambanan, sehingga potensi yang dimiliki Candi Kembar ini untuk menjadi se-populer Candi Prambanan dan Candi Sewu cukuplah besar. Kompleks Candi Plaosan terdiri atas Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.Â
Pada masa lalu, Kompleks percandian ini dikelilingi oleh parit berbentuk persegi panjang. Sisa struktur tersebut masih bisa dilihat sampai saat ini di bagian timur dan barat candi. Terdapat kegiatan tahunan yang juga menjadi daya tarik wisatawan yang dilaksanakan di Candi Plaosan, yaitu Festival Candi Kembar.Â
Festival Candi Kembar merupakan acara tahunan yang diadakan di candi ini dengan menampilkan berbagai macam tarian dari seluruh nusantara. Festival ini merupakan satu-satunya festival budaya skala besar yang diadakan di Klaten.
- Kesenian Gejlog Lesung
Gejlog Lesung adalah kesenian yang menggunakan sarana lesung sebagai alat sumber suara, kesenian ini lahir dari masyarakat yang bermata pencaharian petani. Sejarah dari kesenian ini berawal dari ibu-ibu petani yang merasa jenuh dengan pekerjaan di ladang/sawah yang akhirnya memukul lesung dengan intonasi nada yang akhirnya membentuk pola pukulan musik yang seirama. Di Desa Bugisan, para wisatawan dapat menikmati pertunjukan kesenian ini dengan mengambil beberapa paket wisata yang tersedia langsung dari Web Desa Bugisan.
- Kesenian Karawitan
Karawitan adalah kesenian musik tradisional Jawa yang mengacu pada permainan musik Gamelan. Istilah Karawitan berasal dari bahasa Jawa yaitu kata "rawit" yang berarti halus dan lembut.Â