Mohon tunggu...
dewi kharimah
dewi kharimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah Fakultas Dakwah Prodi Ilmu Tasawuf

Fakultas Dakwah Prodi Ilmu Tasawuf

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Negeri 5 Menara

15 November 2024   08:22 Diperbarui: 15 November 2024   08:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Buku

Judul: Negeri 5 Menara

Penulis: Ahmad Fuadi

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2009

Jumlah Halaman: 423

Gambaran Umum Isi Buku
Negeri 5 Menara menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda bernama Alif Fikri yang berasal dari Maninjau, Sumatra Barat. Sejak kecil, Alif bercita-cita menjadi seperti BJ Habibie dan berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Bandung atau luar negeri. Namun, keinginan Alif berseberangan dengan ibunya, yang lebih memilih Alif untuk belajar agama di pesantren. Akhirnya, Alif mengikuti kehendak ibunya dan berangkat ke Pondok Madani di Ponorogo, Jawa Timur. Di sana, Alif bertemu dengan lima sahabat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bersama-sama, mereka menjalani hari-hari di pesantren dengan semangat, belajar, dan menginspirasi satu sama lain untuk mencapai impian mereka.

Tema Utama dan Pesan Moral
Tema utama buku ini adalah tentang impian, persahabatan, dan semangat pantang menyerah. Pesan moralnya jelas: dengan usaha, doa, dan semangat yang tinggi, tidak ada impian yang terlalu tinggi untuk dicapai. Melalui mantra "man jadda wajada" yang berarti "siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil," penulis ingin mengajarkan pentingnya bekerja keras dalam mencapai tujuan hidup.

Penilaian tentang Alur Cerita
Alur cerita yang disajikan Ahmad Fuadi cukup sederhana namun menarik. Dengan narasi yang mengalir, pembaca akan dibawa masuk ke dalam dunia Pondok Madani yang penuh kedisiplinan dan tantangan. Alur bergerak dari konflik internal Alif dalam menerima keputusannya untuk belajar di pesantren, hingga perjalanan spiritual dan pengembangan dirinya.

Gaya Bahasa Penulis
Ahmad Fuadi menggunakan bahasa yang ringan namun tetap berbobot. Penulis dengan cerdas menggabungkan bahasa sehari-hari dengan kutipan-kutipan berbahasa Arab yang membuat buku ini terasa autentik dan mendalam. Dengan gaya bahasanya yang deskriptif, pembaca seolah dapat merasakan atmosfer kehidupan di Pondok Madani.

Karakter dalam Buku
Karakter-karakter utama dalam buku ini terasa hidup dan relatable. Alif adalah tokoh yang memiliki tekad kuat meski awalnya ragu. Kelima sahabatnya yang berasal dari latar belakang berbeda menambah warna dalam kisah ini, dan hubungan persahabatan mereka memberikan nilai kekeluargaan yang kental. Karakter-karakter ini berkembang dengan baik dan memiliki peran penting dalam memberikan dukungan emosional satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun