Mohon tunggu...
Dewi Kartina
Dewi Kartina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Volly ball

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model-Model Pembelajaran

2 Desember 2024   09:33 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:17 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran menurut Nivea (1999), suatu model pembelajaran di katakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. SAHIH (valid), aspek validitas di kaitkan dengan dua hal yaitu, (1) apakah model yang di kembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang kuat; (2) apakah terdapat konsistensi internal.

2. PRAKTIS, aspek kepraktisan hanya dapat di penuhi jika, (1) para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang di kembangkan dapat di terapkan (2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang di kembangkan tersebut dapat di terapkan.

3. EFEKTIF, berkaitan dengan aspek efektivitas ini, Nivea memberikan parameter sebagai berikut, (1) ahli dan praktisi berdasar pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif; (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang di harapkan.

Menurut Habibah (2006), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas di butuh kan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang di kembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektivitas di perlukan suatu perangkat pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang di kembangkan. Sehingga untuk melihat dua aspek itu perlu di kembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang di kembangkan. Selain itu dikembangkan pula instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang di inginkan.

Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus di pilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi pembelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Dengan demikian, merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang model pembelajaran yang telah diketahui. Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang guru dan dosen akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang di harapkan.

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Bagi kita yang aktif dalam dunia pendidikan ataupun yang memiliki high responsibility tinggi terhadap dunia pendidikan pasti akan selalu mempertanyakan beberapa hal yang terkait langsung dengan dunia pendidikan, yaitu apa itu belajar, mengajar dan pembelajaran? Secara sederhana Anthony Robbins, mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang di kemukakan oleh Jerome Brunner dalam (Romberg & Kabut, 1999), bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruksi) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam pandangan konstruktivisme 'belajar' bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada di luar darinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik di sengaja maupun tidak di sengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang di maksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.

Apa hakikat mengajar? Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa (Subiyanto, 1988:30). Cara mengajar yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun