Mohon tunggu...
Dewi Iriani
Dewi Iriani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya adalah diri saya, yang suka belajar, suka menulis. Sahabat yang baik membuat saya bahagia. Saya suka berteman. Teman bagi saya adalah aset, ia juga inspirasi sekaligus teman berbagi, terutama berbagi ilmu. Indahnya hidup jika mempunyai banyak teman - teman yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kapok Menjadi Pecinta Lemak

8 Februari 2011   02:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:48 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ini kejadian beberapa hari kebelakang. Saat sekitar satu minggu aku tidak bisa menunaikan tugasku mengajar anak-anak. Bahkan di rumah pun aku tak bisa berbuat apa-apa. Berbaring saja. Sungguh keadaan sangat membosankan bagi orang seaktif aku, yang tak mau sedikitpun membiarkan terbuangnya waktu.

Duh, aku diserang penyakit yang entah apa. Seluruh badan lemas tanpa daya. Tiap mengangkat kepala, pusing rasa berputar-putar. Kepala berat juga sakit. Lambung perih tak terkira. Darah tinggikah, darah rendahkah, sakit magkah? Entahlah, semua penyakit itu aku punya.

Beberapa tahun ke belakang aku pernahmengira kalau sakitku itu darah rendah. Aku mengkonsumsi obat tanpa periksa ke dokter. Dulu sangat mudah membedakannya, kalau pusing di kening pasti darah rendah. Kalau sakit kepala bagian belakang pasti darah tinggi. Anehnya setelah minum obat kepala merasa tambah tak karuan. Dengan enggan aku pergi ke dokter. Ternyata aku darah tinggi dengan tensi yang cukup tinggi, 150/100. Itu kepala, rasa tak menentu. Meratap dalam hati, minta kesembuhan. Karena nyaris tak bisa berbuat apa-apa selain berbaring dan makan obat.

Tiga hari kemudian periksa lagi, ufh aneh, tekanan darahku anjlok dibawah seratus. Dokter bilang sih agak aneh. Kalau turun itu tidak serta merta langsung tapi bertahap. Tapi aku berpikir, paling ini hanya kesalahan yang mentensi saja.

Salahnya sejak kecil aku suka makanan berlemak. Yang namanya babat, usus, gepuk, sop dengan lemak-lemak daging itu sudah jadi santapan sehari-hari. Akibatnya kebiasan itu menular sampai sekarang. Beberapa hari ini aku pergi ke pasar. Membeli lemak-lemak itu untuk dibuat sop. Hari kedua membeli seperempat kilo gram lagi. Kali ini dicampur dengan capcay. Hari ketiga masih lemak lagi. Tapi itu dibuat dengan racikan bumbu asam manis. Hm, nikmat rasanya.

Tapi kok langsung berimbas kekepala ya. Bukankah dulu waktu lagi musim kurban, aku mengkonsumsi daging kambing tapi tidak apa-apa? Karena kesombongan itulah akhirnya aku merasa aku tidak pantang makan apapun. Nyatanya karena kondisi badan sedang buruk, aku kena darah tinggi juga. Juga sakit mag yang ikut-ikutan kambuh. Ditambah lagi vertigo yang cukup parah. Hingga baru berdiri saja rasa berputar mau pingsan. Dokter memberiku obat. Secara perlahan sakitku berkurang.

Karena di kelas aku terkenal dengan sebutan guru yang sabar, maka sebagian teman ada yang berceloteh: “makanya kalau marah itu jangan ditahan-tahan, keluarkan saja.” Lho, bukan itu penyebabnya, aku mengkonsoumsi lemak berlebihan, teman!

Maka hari ini kutekadkan, tak akan mengkonsumsi banyak lemak lagi. Aku malas kalau sakit, selain pekerjaanku terbengkalai. Aku juga kehilangan banyak momen berharga yang seharusnya aku bisa meraih prestasi darinya.

Aku juga sadar waktu itu sangat berharga. Kesehatan adalah harta yang tiada duanya. Jadi akan kuselaraskan dua hal itu untuk kesejahteraan hidupku. Aku sendiri, telah bertekad kuat dalam hati, tak akan mengkonsumsi lemak lagi. Aku siap bermusuhan dengannya. Itu demi kesehatan yang begitu mahal harganya. Bye bye lemak, untuk selamanya lho!

Tulisan ini diikutsertakan dalam kontes blog :Aku Ingin Sehat. Berikut link lombanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun