Mohon tunggu...
Dewi Intan Purnamasari
Dewi Intan Purnamasari Mohon Tunggu... -

Love Hijab

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepeda Bekas

5 Januari 2014   12:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kali ini aku mendapat tugas kompasiana untuk kesekian kalinya. dan kali ini bertema hal yang berkesan dalam hidup. kemudian aku berfikir keras apa ya, bukannya tak ada tapi bagiku banyak sekali hal berkesan jika harus aku memilihnya satu saja. maka aku akan binggung. dan akhirnya aku memilih menceritakan tentang sepenggal kisah hidupku ini.

Ini semua berawal saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar. pada masa itu sistem pendidikan masih menggunakan cawu untuk tiap pembelajarannya sekarang sudah pakai semester. jadi dalam 1 tahun ada 3 cawu yaitu cawu 1 cawu 2 dan terakhir cawu 3. waktu dicawu pertama aku mendapatkan peringkat 5 dikelas. dan di cawu 2 aku mendapatkan peringkat 3 dikelas. dan dicawu terakhir bapakku berjanji padaku jika aku mendapatkan peringkat 1 maka aku akan dihadiah i sepeda.

tentu bagi anak kelas 1 SD hal itu adalah hal yang sangat membahagiakan bagiku. aku belajar dengan rajin semua buku aku baca. dan saat ujian akhir cawu aku mengerjakan sendiri. saat itu aku bukanlah anak populer sehingga aku tidak punya teman. aku kerjakan sendiri. dan dihari penerimaan rapot aku mengingat dengan persis apa yang telah terjadi setiap detail setiap menit dan apa yang terjadi.

Ibuku datang kesekolah bersama dengan orang tua - orang tua lainnya aku diluar kelas menunggu dengan harapan. saat ibuku datang aku ambil rapotku aku lihat peringkatku aku melihat angka 1 bertengger disana. aku senang bukan kepalang aku perlihatkan kepada semua orang aku ceritakan pada semua orang.

sepulangnya aku dirumah aku ceritakan kepada bapakku. bapakku tidak bekerja di kantor ato di pabrik bapakku hanya peternak ayam jadi dia ada dirumah waktu itu siang itu ku katakan aku rangking 1 dan saat itu juga ia kepasar sore harinya ia memperlihatkan sepeda bekas yang ia beli di pasar loak.

Bapakku tak mampu membelikanku sepeda baru di toko yang bewarna merah jambu dan berhiaskan tokoh2 kartun yang lucu. dia membelikan ku sepeda bekas yang catnya sudah pudar dan sepeda itu bukanlah sepeda perempuan tapi sepeda untuk anak laki-laki. tapi saat itu tak masalah buatku.

Bapakku tak ingin melihatku kecewa melihatku menunggu. memudarkan semangat belajarku. sekarang baru ku sadari bapakku tak punya uang saat itu. entah didapat darimana. hari minggu aku diajari naik sepeda. sepeda itu sampai saat ini aku masih mengingatnya setiap detailnya bahkan aku masih bisa merakan bagaimana rasanya begitu hidup dan masih sangat segar di ingatku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun