Pulau Kumala merupakan objek wisata di Kalimantan Timur, tepatnya di Kota Tenggarong. Pulau Kumala diresmikan pada tahun 2002 bertepatan  dengan agenda Festival Erau karena keindahan alamnya dan letaknya yang berada di tengah Sungai Mahakam, membuat pulau ini nampak seperti kapal di tengah pulau.Â
Masyarakat percaya bahwa terbentuknya pulau ini berasal dari kapal besar yang karam di tengah Sungai Mahakam. Dahulu, sebelum menjadi tempat wisata, Pulau Kumala adalah pulau yang tak berpenghuni dengan di tumbuhi aneka pohon khas Kalimantan, seperti Ulin, Meranti, Bengkirai, serta menjadi tempat hidup dan berkembangnya bekantan, monyet berhidung panjang. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Di bagian depan Pulau Kumala terdapat jembatan panjang dengan gapura tinggi, yang dinamai jembatan Repo-Repo, yang berarti gembok. Setiap pengunjung yang datang bisa mengaitkan gembok cinta bersama pasangannya lalu melempar kuncinya ke sungai Mahakam, dengan harapan mereka tidak akan terpisahkan.Â
Konon desain jembatan memadukan 3 unsur jembatan terkenal yaitu Golden Gate di San Fransisco, Jembatan Banpao di Korea Selatan, serta jembatan Sungai Seine di Perancis.
Di Pulau Kumala, kita bisa menikmati wanaha permainan yang dibangun dengan tingkat keamanan yang  ketat dan harga tiket yang terjangkau. Diantaranya ada bombom car, jet coaster, komedi putar, kereta api mini, kereta gantung, gocart, dan sky tower yang bisa dinikmati bersama keluarga  dengan ketinggian sky tower sekitar 75 meter, dari atas sky tower pengunjung bisa menikmati panorama kota Tenggarong. Selain itu juga terdapat resor yang mengelilingi pulau. Resor tersebut berbentuk rumah asli suku Dayak, dengan fasilitas kolam renang.
Pulau Kumala sangat kental dengan sejarah, salah satunya adalah keberadaan Patung Lembuswana yang berbentuk unik, Â patung tersebut memiliki belalai berbeda, posisinya duduk dan berwarna hitam. Makanya masyarakat sering menyebutnya Lembuswana duduk.Â
Namun karena menjadi perdebatan di kala itu, pada akhirnya 2010 patung Lembuswana akhirnya diubah desainnya menjadi desain seperti yang saat ini bisa kita lihat, yaitu berdiri dengan warna emas. Lembu ini dipercaya sebagai leluhur dari warga Kutai yang dahulu merupakan tunggangan Mulawarman.
Selain itu, ada tempat yang bernama Pura Pasak yang tersusun atas tangga berundak dengan patung dibeberapa sudutnya, yang berada tepat di belakang Lembuswana. Di pura, terdapat singgasana dari Raja Kutai, tempatnya sangat kental dengan nuansa sejarah zaman dulu.
Dan yang paling membuat Pulau Kumala terasa sangat kental dengan sejarah adalah keberadaan Museum Mulawarman yang tak jauh dari pulau ini. Di dalam museum ada berbagai peninggalan sejarah yang disimpan  dengan rapi dan terawat dengan baik. Barang-barang di masa Kerajaan Kutai bisa disaksikan dan dipelajari, membuat tempat wisata ini bisa menjadi temapat wisata edukasi yang seru.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H