Mohon tunggu...
Dewi Fitriani
Dewi Fitriani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Etika Bisnis Serta Implikasi Nyata dalam Dunia Ekonomi

9 November 2015   20:09 Diperbarui: 10 November 2015   07:25 3901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan ini setiap manusia memang seringkali mengalami dilema etis antara harus memilih keputusan etis dan keputusan bisnis, tetapi jika kita percaya Sabda Nabi SAW, atau logika ekonomi diatas, maka percayalah, jika kita memilih keputusan etis maka pada hakikatnya kita juga sedang meraih bisnis.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prinsip utama yang ditentukan Islam dalam etika bisnis adalah bahwa transaksi dalam bisnis harus dilakukan secara sah dan tidak bertentangan dengan hukum. Rasulullah SAW telah mewanti-wanti kepada para pedagang (pebisnis) bahwa mereka jangan sampai berbuat dusta. (H.R. Tabrani).

Padahal Islam secara jelas telah mengatur bahwa seorang pelaku bisnis harus menjunjung tinggi beretika yang baik dalam bisnis agar manfaat yang dirasakan optimal, tetapi pada kenyataannya setiap manusia memiliki pandangannya sendiri dalam melakukan suatu usaha termasuk pandangan mereka terhadap etika. Dalam kegiatan ekonomi, khususnya dalam praktek bisnis masalah etika seringkali terlupakan. Hal ini disebabkan karena orientasi mengejar keuntungan dalam persaingan yang ketat merupakan prioritas yang lebih diutamakan. Setiap pribadi memiliki pemikiran dan pemahaman yang berbeda-beda menyangkut etika sebagai aturan. Semuanya akan dapat dilihat melalui perilaku wirausaha dalam menjalankan bisnisnya. Dimana manusia memiliki banyak penafsiran terhadap etika, islam pun juga memiliki banyak penafsiran yang berbeda-beda mengenai etika.

Penafsiran islam terhadap etika secara umum dibagi menjadi 3 yaitu: a) Penafsiran Bersifat Berkesinambungan maksudnya adalah etika bisnis islam mengajarkam kepada manusia umumnya atau pelaku usaha khususnya untuk memiliki konsepsi hunungan antara manusia dan lingkungan serta manusia dengan tuhan atau dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas). Dimana setiap pelaku usaha harus memiliki hubungan yang seimbang antara manusia,lingkungan, dan tuhan agar setiap usaha yang dijalankan berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi dunia dan seisinya. b) Penafsiran Bersifat Kemanusiaan maksudnya adalah jadi pada penafsiran kali ini manusia atau pelaku usaha di tuntut untuk senantiasa menghargai kemanusiaan manusia. Karena dengan menghargai manusia berarti kita telah memuliakan tuhan kita Allh Swt yang telah menjadikan manusia sebagai khilafah di muka bumi ini. c) Penafsiran Bersifat Berkeadilan maksudnya adalah etika memberikan arahan kepada pebisnis untuk dapat memisahkan antara tindakan yang baik dan tindakan buruk sesuai ajaran Islam. Mampu mencegah pelaku bisnis untuk berbuat curang maupun dzalim dan lebih mengedepankan nuraninya sebagai umat muslim. Keadilan yang hakiki yaitu perbuatan yang sesuai dan tanpa ada yang merasa dirugikan tergambar dalam Etika Bisnis Islam.

Implikasi Nyata dalam Etika Bisnis Membentuk Sistem Ekonomi

Menurut Gregory Grassman (1984) yang dimaksud sistem ekonomi adalah sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur terdiri atas unit-unit dan agen-agen ekonomi serta lembaga-lembaga (institusi-institusi) ekonomi, yang bukan hanya saling berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat tertentu saling menopang dan mempengaruhi. Di dunia ini terdapat berbagai macam-macam sistem ekonomi yang diterapkan oleh Negara. Sistem ekonomi tersebut antara lain sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi liberal/pasar/bebas, sistem ekonomi komando/terpusat/etatis, dan sistem ekonomi campuran.

Sistem Ekonomi Tradisional adalah sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun-menurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja. Dalam sistem ekonomi ini pengaturan ekonomi di fokuskan pada pola tradisi, dengan ciri-ciri : Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana, Hanya sedikit menggunakan modal, Pertukaran dilakukan dengan sistem barter, Belum mengenal pembagian kerja, dan lain-lain.

Sistem Ekonomi Pasar/Liberal suatu sistem ekonomi di mana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Karena pemerintah tidak membatasi kegiatan ekonomi, maka orang bebas melakukan apapun yang menguntungkan bagi dirinya dan sesuka hatinya. Ekonomi pasar efektif dalam menyeimbangkan permintaan dan penawaran pasar untuk masing-masing produk, tapi perekonomian pasar kurang bisa diharapkan dalam menciptakan keseimbangan makro ekonomi (Gregory Grossman, 2004).

Sistem Ekonomi Komando/Terpusat/Komunis adalah sistem ekonomi di mana peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Dengan ciri-ciri sebagai berikut: Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah, Hak milik perorangan tidak diakui.

Sistem Ekonomi Campuran adalah campuran dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, di mana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi (Cornelis Rintuh, 1995).

Bicara etika bisnis adalah bicara soal kegiatan bisnis yang tidak merugikan salah satu pihak atau menguntungkan kedua belah pihak. Menurut Keraf, ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis. Salah satunya mengenai etika bisnis pada tingkat makro, yakni berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Secara konktrit, etika bisnis ini atau disebut juga etika ekonomi berbicara soal praktek-praktek monopoli, oligopoli, kolusi, dan semacamnya yang sangat mempengaruhi tidak saja sehat-tidaknya suatu ekonomi tetapi juga baik tidaknya praktik-praktik bisnis di suatu negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun