Mohon tunggu...
Dewi Fatimah
Dewi Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Hukum

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi Global Bakal Resesi pada 2023? Apa itu Resesi? Dan apa Dampaknya terhadap Masyarakat?

1 Oktober 2022   22:28 Diperbarui: 5 Oktober 2022   05:58 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  

Resesi ekonomi atau kelesuhan ekonomi adalah kondisi dimana Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi rill mengalamami penurunan berturut-turut selama dua kuartal, atau lebih dari satu tahun, sehingga dapat menimbulkan efek domino.

Melalui mentri keuangan Sri Mulyani memberikan sinyal bahwa ekonomi global akan menghadapi resesi pada tahun 2023. Ia mengatakan tanda tanda tersebut dilihat dari menurunnya kinerja perekonomian dibeberapa negara maju seperti cina,amerika serikat, Inggris hingga jerman. 

"hampir semua negara dengan kondisi pertumbuhan kuartal II 2022 itu melemah dibandingkan pertumbuhan kuartal I 2022 dan ini sangat ekstrim. Seprti China, kemudian Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan negara lain mengalami Koreksi. Ini kemungkinan akan berlanjut di kuartal III 2022, sehingga prediksi tahun depan terjadinya resesi akan muncul" ucap mentri keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN (26/9/2022).

"Resesi ini dipicu oleh banyak bank sentral negara di dunia yang secara bersamaan menaikkan suku bungan secara ekstrim. Hal ini kemudian memicu inflasi yang membuat dunia pasti mengalami resesi di 2023" kata Sri mulyani mentri keuangan indonesia.

Apa dampak dari resesi?

Pada umumnya jika suatu negara mengalami inflasi tinggi maka pemerintah akan menaikkan suku bunga, kenaikkan suku bunga ini membuat kegiatan ekonomi semakin lesu karena para pengusaha akan lebih hati-hati mengeluarkan dana sehingga banyak start up menarik dana mereka. 

Di Indonesia sendiri tingkat inflasinya mencapai 4,35% dibulan juni 2022. Resesi Amerika Serikat akan membuat rupiah melemah kepada US Dollar sehingga harga barang-barang diperkirakan akan naik, apalagi industri-industri banyak bergantung pada import.

Kenaikan suku bunga dapat berdampak pada PHK karyawan. Jika suku bunga tabungan naik akan menarik orang orang untuk menabung uangnya di bank. Jika suku bunga tabungan naik membuat penabung membayar suku bunga tabungan lebih tinggi sehingga modal bank menjadi naik, dengan kenaikan modal pada bank akan membuat suku bunga pinjaman juga dinaikkan oleh bank. 

Para pelaku bisnis yang membutuhkan pinjaman dana dari bank untuk membesarkan usahanya, harus membayar bunga pinjaman lebih mahal sehingga para pelaku bisnis harus menaikkan harga barang yang ada dipasaran agar bisa membayar bunga pinjaman yang mahal dan profitnya tidak berkurang.

Kalau para pelaku bisnis menaikkan harga barangnya pasti akan banyak masyarakat yang malas dan enggan untuk membeli barang tersebut, akhirnya daya beli masyarakat menurun. Dengan menurunnya daya beli masyarakat membuat penjualan para pelaku bisnis akan menurun yang sehingga mereka harus melakukan efesiensi, salah satu cara efisiensinya adalah dengan mengurangi karyawan atau PHK. 

Seperti yang kita ketahui PHK pastinya berbanding lurus dengan kemampuan beli masyarakat yang semakin rendah, semakin menurun. Masyarakat sulit membeli bahan pokok, sulit untuk memenuhi kebutuhan primer dan jika itu terjadi berkepanjangan banyak rakyat yang menganggur maka akan terjadilah resesi yang lebih panjang atau lama.

Apa yang harus kita lakukan saat resesi?

Walaupun resesi belum terjadi nyatanya 74% orang sudah melakukan persiapan untuk menghadapi resesi.

Ada beberapa hal yang harus kita lakukan pada saat resesi

1. Menyiapkan Dana Darurat

Pada saat resesi mengancam turunnya pendapatan. Menyiapkan uang darurat sangat penting, jika kamu mengalami sesuatu yang tidak terduga kamu dapat menggunakan uang darurat tanpa harus meminjam.

2. Mengurangi Kosumsi belanja

Kamu bisa memproiritaskan belanja kebutuhan sehari-hari yang benar-benar dibutuhkan dan mengrurangi komsusmsi belanja sesuai kenginan yang tidak penting 

3. Mencari Penghasilan Tambahan 

Pada saat sekarang ini kita belum terlalu berdampak baiknya kita mencari pendapatan tambahan, karena dengan resesi ini akan berdampak pada PHK atau sekedar pay cut atau potongan gaji dari perusahaan

4. Jangan boros

Hindari komsumsi berlebihan dengan membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan terutama untuk kebutuhan sekunder dan juga tersier.

Selagi kita belum terlalu terdampak, dan resesi ini masih dalam perkiraan dan kita juga belum tau apakah keadaan ekonomi di indonesia akan jatuh dalam atau tidak, ada baiknya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis ekonomi mulai dari sekarang dan menghindari hal-hal yang tidak diperlukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun