Mohon tunggu...
Dewie Sudarsh
Dewie Sudarsh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIRASWASTA

"Suka malam tetapi benci gelap, suka hujan tapi takut petir, suka warna tapi harus biru, suka es krim tapi harus trico, suka kamu tapi yang sebelum bersama dia." Dewie Sudarsh Manusia yang sering dikatain terlalu novelis, Duniaku tidak bisa diprediksi. Kadang cerah, kadang mendung, kadang juga bisa tiba-tiba badai. Jadi Harap Maklum. Tidak suka, Menyingkir saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pulang

14 Januari 2024   18:03 Diperbarui: 14 Januari 2024   18:20 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semua orang punya cita-cita, suatu keinginan yang bahkan sangat sederhana. Tetapi, kenapa kadang hal-hal sederhana yang kita inginkan justru menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Namaku Fania, aku baru saja berusia tiga puluh lima tahun tepat ketika kembang api di seluruh dunia menyala menyambut tahun baru. Sudah lima belas tahun aku berada di negara ini, Hongkong. Negara yang menjadi tempat pelarian rasa takutku. Takut dari kecewa, takut dari amarah dan takut pada penyesalan. Lima belas tahun yang lalu, aku melakukan sebuah kesalahan besar. Mempercayai seseorang yang aku pikir tidak pernah meninggalkanku dengan alasan apapun. Ternyata aku salah, dalam sekejab saja dia membuangku layaknya sampah.

            "Rico kamu bercanda, kan?" tanyaku ketika Rico memutuskan untuk menikah dengan sepupuku sendiri.

            "Enggak, aku serius. Aku mencintai Novita."

            "Tapi, aku hamil Rico."

            "Yakin itu anak aku?" pertanyaan Rico dan ekspresi wajahnya sampai sekarang tidak pernah aku lupakan. Sejak itu tanpa mengucap sepatah kata pun aku pergi meninggalkan Rico. Aku menangis dalam keadaan hancur.

            "Ada apa Fan?" tanya ibuku. Aku merasa sangat bersalah, entah darimana aku mulai menceritakan kalau di dalam perutku sekarang ada benih dari laki-laki yang akan menikahi keponakan ibuku sendiri.

            "Nggak da apa-apa bu," jawabku pelan.

            "Nggak biasanya kamu seperti ini? coba cerita sama ibu, ada apa?" sekali lagi pertanyaan ibu membuatku hancur, aku tidak bisa menahannya lagi, aku memeluk ibu dan menumpahkan semua rasa tangisku di sana.

            "Bu, Fania melakukan kesalahan, Fania minta maaf Bu."

            "Kesalahan apa?"

            "Fania....Fania..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun