...sulit rasanya meninggalkan apa yang sudah ada di hati Mil. Terlanjur nyaman membuatku enggan pindah dari sini. Aku tidak suka moment kayak gini. Dika tiba-tiba curhat.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan kak, aku juga sedih ditinggal sama kakak. Tapi itu semua demi sesuatu hal yang membuat lebih banyak orang bahagia kan. Sudahlah kak, jangan sedih. Mila menganggap Dika sedih karena akan berpisah dengannya, dia berpikir dialah alasan Dika untuk masih tinggal disini.
Bukan begitu Mil... Lantas? Begini, beberapa waktu lalu. Saat kita mengambil sampel penelitian aku berkenalan dengan seorang wanita. Dia lembut, manis, dan sepertinya dia juga taat.
Haaa...
kamu kenapa?
Hehe, ngapapa kak. Terus terus?
Ya kita dekat sampai sekarang. Sulit rasanya meninggalkannya.
Hehe. Yasudah, disini aja kak. oiya kak, aku keperpus dulu yaa. Mau tutup soalnya. Daaa kak...
Mil...
Besuk kita ngobrol lagi ya, hehee... daaaa
Kenapa ya, perasaan selalu membawa kontroversi. Tidak pernah memihak mana yang mempunyai rasa itu. Liar. Hanya yang pandai dan paham akan dirinya yang bisa menjaga hati dengan hati-hati. Selalu. Sama seperti angin yang datang berhembus hanya sekali lantas pergi jauh entah kemana. Berhembus ke tempat yang ia anggap nyaman untuknya. Hmm, yasudah. Sekarang menunggu badai datang untuk memporak-porandakan sekitar dinding hati. Atau mungkin luar angkasa adalah tempat yang tepat.