[caption id="attachment_312886" align="aligncenter" width="225" caption="http://tiara-meooong.blogspot.com/2011/12/tulip-ungu.html"][/caption]
Kau telah kembali menemui takdirmu
Tidur lelap dibawah pusara penuh bunga
Tenang menunggu dunia berakhir datang
Lelap.. lelaplah sang guru tercinta
Memenuhi panggilan Sang Pencipta dunia
Beberapa senja telah kau lewatkan dialam yang berbeda
Meninggalkan kami didunia yang fana ini
Namun… semangatmu semakin kian membara
Membara dijiwa-jiwa kami, yang kau cintai
Menumbuhkan jiwa-jiwa baru yang sempat mati
Setelah kau pergi…
Wahai guruku tercinta…
Sungguh kami rindu masa-masa itu
Menyanyikan lagu penuh semangat bersama
Tak peduli sengatan panas sang mentari
Tak peduli serangan dingin sang malam
Wahai guruku tercinta…
Sungguh kami rindu masa-masa itu
Bernyanyi riang penuh semangat
Bersama mengelilingi api unggun
Menikmati alam buatan Tuhan
Siang ini diiringi rintik hujan
Kami datang membawa bunga untukmu
Sebagai tanda bahwa kami tetap ada
Walau kau telah tiada, wahai guru tercinta
Semoga bunga ini menjadi penyejuk peristirahatanmu
Aamiin…
===============================================================================
Sragen, 19 Februari 2014
Untuk guruku tercinta. Alm. Amirudin Latief
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H