Mohon tunggu...
Dewi Ery Ardani
Dewi Ery Ardani Mohon Tunggu... Wife of Zaini Yusuf -

Forever a happy soul, insyaAllah Email : dewiery.ardani@gmail.com IG : @dewiery01

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekarang Giliranku

3 September 2014   13:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:45 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(doc.pribadi)

“bahkan aku lupa, kalau dulu aku pernah punya mimpi...”

*

September. Saat orang-orang baru memenuhi kota ini.

Sambil memandangi selembar kertas yang masih ia simpan rapi ditumpukan dokumen kuliahnya. Perasaan bimbang terus mengganduli pikirannya, bergelayut, menempel dan seakan tak mau lepas. Antara mengejar cita-cita dan menjalani rutinitas yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bahkan sampai sekarang ia tak sadar, dimana ia berada. Cita-cita dan apa yang sedang ia jalani sekarang tak ada korelasinya...

Ceri, liburan kemana aja sih? Di sms ngga dibales, ditelfon juga ngga diangkat...”, dengan muka jengkel sambil salaman ala rocker Oliv menjabat erat tangan Ceri. Satu bulan penuh dirasa cukup untuk membuat hormon-hormon rindu aktif kembali, apalagi dengan teman yang setiap hari saling menyapa, lantas hilang salah satu begitu saja. “...aku kangen tau.”

“aku keliling dunia... percaya?”

Ceri menaikkan satu alisnya, menggoda Oliv yang sedari tadi terus bicara disampingnya. Memang itu yang ia rindukan, mendengar celoteh temannya yang kadang tidak masuk akal tapi sering membuat suasana begitu menyenangkan.

kamu serius...?” Oliv nampak penasaran, dirinya gusar. Oliv terus berusaha menjejalkan pertanyaan-pertanyaan kepada Ceri. Dia merasa liburannya kali ini kurang menyenangkan. “...liburanku kali ini sama seperti liburan kemarin, kepantai, makan direstoran, udah gitu aja. Bosen kan?

duarius... ah.. payah kamu, liburanmu monoton. aku ke Sydney, Venice, dan yang terakhir keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke menikmati wisata laut ...”, sambil tertawa Ceri mengejek Oliv. Oliv sedikit jengkel sama Ceri, memang selama liburan dia tidak pernah bisa dihubungi tetapi selalu membawa cerita unik ketika sudah bersua dengan teman-temannya.

“Sydney, kota pertama yang aku kunjungi. Tau ngga, disana ada yang namanya Harbour Bridge, jembatan lengkung yang puanjang dan uniknya nih, diatas jembatan itu tuh ndak cuma dilewati satu alat transportasi aja. Ada macem-macem jalur, kereta api, sepeda motor, dan ada trotoarnya juga. Then.. disana juga ada Sydney Opera House, aku belum masuk sih.. tapi indah banget kelihatannya...”. oliv terlihat tertarik dengan cerita Ceri.

Sydney Opera House? Familiar banget sama nama itu...” Oliv mulai penasaran.

jelaslah, itu loh.. gedung yang dilihat sama ayah Nemo pas dia sampai di Sydney waktu nyari Nemo pas dia hilang” nyeritain film ‘finding Nemo’ kesukaannya. :D

then, aku ke Venice, Italia. Kota terapung yang sangat indah, kemana-mana naik gondola.” Suasana semakin siang, saat kampus rame-ramenya tapi Oliv dan Ceri masih sibuk cerita tentang liburan. Liburan yang sangat menyenangkan.

“...wait, gondola..?”

iya gondola, perahu tradisional Venice yang bawahnya datar itu loh”.

trus kemana lagi?” Oliv semakin penasaran dengan cerita liburan Ceri. Tak memperdulikan kalau waktu itu mereka ada jam kuliah.

yang terakhir nih, liburan pualing seru. Wisata bawah air, Raja ampat, Karimunjawa, dan Nusa Kambangan. Wuih, baru sadar aku. Ternyata nda ada yang bisa ngalahin pesona alam Indonesia. Kadang banyak orang suka liburan keluar Negeri, padahal banyak loh tempat-tempat di Indonesia yang indahnya ngga kalah sama yang ada di Luar Negeri. Tapi nggak nyangkal juga sih, di luar Negeri itu banyak sekali hal yang bisa kita liat, yang ngga ada di Indonesia. Jadi sempatkan kesana juga ya... hehe” Ceri bernafas sejenak, lelah sedari tadi cerita panjang lebar.

okee, Ceri... Eh, by the way... kamu liburan sama siapa?”

sendiri lah” sambil senyum-senyum.

“ ah, bohong...”, desak Oliv.

beneraann... aku ngga bohong” Ceri meyakinkan. Sambil senyum-senyum menikmati kesenangannya saat itu. Oliv nampak bingung dengan pernyataan Ceri.

tapi tempat-tempat itu tu jauh, emang kamu berani sendiri?”, Oliv mulai curiga dengan gelagat Ceri.

engga, deket kok... deket banget malah”. Masih sambil senyum-senyum.

kok bisa?” rasa penasaran Oliv memuncak, dia sudah tak mampu membendung rasa penasaran yang terlanjur menguap.

hahaha, aku mengunjungi tempat-tempat itu tuh di majalah National Geographic. Majalah yang aku pinjam dari perpustakaan kemarin.” Majalah itu merupakan salah satu alasan Ceri rajin ke perpustakaan, sekedar melihat foto-foto yang bagus dari beberapa tempat, bukan hanya tempat wisata akan tetapi tempat bersejarah, alam, budaya ada disana. Ceri puas mengerjai temannya, Oliv. Yang kadung penasaran dengan cerita beberapa tempat yang indah mulai jengkel. “... hahaha”.

kamu tuh...” Oliv mrengut, bener-bener jengkel.

Tak terasa sudah beberapa waktu mereka ngobrol, Ceri berinisiatif melihat jam tangannya. “wuih... udah jam segini. Kita telat Liv”. Mereka berdua bergegas kelantai 3, tempat dimana mereka ada jam kuliah.

kamu sih cerita mulu...” Oliv menyalahkan Ceri. Sambil nyubit dia lari ketangga.

nah, kamu yang minta diceritain. haha” sambil berlari menaiki tangga, ia membuang kertas yang sedari tadi ia pandangi ketempat sampah. Kartu tanda peserta ujian seleksi.

Sesampainya dilantai 3, kebetulan dosennya juga baru mengucapkan salam, mereka mengetuk pintu lantas masuk. Belajar. Mengisi nutrisi untuk otaknya, menimba ilmu, dengan harapan suatu saat bisa digunakan untuk keliling dunia, bukan hanya lewat buku saja, melainkan nyata. Memang berteman dengan mimpi itu sangat disukai semua orang, tetapi kenyataanlah yang membuat semua orang bahagia. Tak apa, jika impian dan kenyataan tak ada korelasinya, terkadang apa yang didapatkan jauh lebih baik dengan apa yang diimpikan. Alloh selalu memberikan yang terbaik bagi hambaNya yang mau berusaha, berdoa, dan sabar. Aamiin.

lukis mimpimu seperti pelangi, beragam warna dan indah. lantas wujudkan...

Solo, 3 September 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun