Kurikulum Merdeka telah terimplementasi saat ini dengan membuka peluang bagi perkembangan pendidikan yang lebih inklusi dan responsif dalam memenuhi kebutuhan belajar murid. Proses pembelajaran yang dilalui oleh murid satu sama, hal inilah yang penting untuk diketahui oleh semua pendidik dalam memberikan layanan pembelajaran kepada murid. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan murid yang berbeda-beda adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi. Seperti yang dikutip oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa:
"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin."
Pada artikel ini akan dibahas mengenai pembelajaran berdiferensiasi yang dapat kita terapkan dalam proses pembelajaran di kelas dengan mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada murid.
Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya di Kelas
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan yang mengakui bahwa setiap murid memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam belajar. Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah bahwa murid mencapai potensi maksimal mereka dan termotivasiselama proses pembelajaran.
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang dituangkan dalam Modul Ajar guru, yaitu:
- Menentukan alur tujuan pembelajaran;
- Melakukan analisis kebutuhan belajar dengan melakukan asesmen diagnostik (kognitif dan non kognitif);
- Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan aspek kesiapan belajar murid (readiness), minat belajar murid, dan profil belajar murid;
- Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi konten, proses, dan produk;
- Mengimplementasikan rencana pembelajaran berdiferensiasi di kelas;
- Melakukan asesmen/penilaian berdiferensiasi berdasarkan teknik penilaian: assesment for learning (penilaian untuk pembelajaran), assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran, learning of assessment (penilaian akhir pembelajaran)
Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, sebagai guru kita perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid-murid kita dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-murid kita.
Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Pemenuhan Kebutuhan Belajar Murid
Proses pembelajaran berdiferensiasi dalam pemenuhan kebutuhan belajar murid dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu karakteristik belajar murid. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga penting bagi guru untuk menggunakan berbagai metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Misalnya, bagi siswa yang lebih visual, guru dapat menggunakan media visual seperti video atau gambar untuk membantu pemahaman mereka.
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Kesiapan belajar (readiness) murid
2. Minat murid
3. Profil belajar murid
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan memberikan pilihan pada murid berkaitan dengan 3 elemen pembelajaran berdiferensiasi yaitu proses, konten, dan produk yang akan dihasilkan dalam proses pembelajaran.
1. Diferensiasi Konten, yaitu berkaitan dengan hal yang diajarkan pada siswa dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid.
2. Diferensiasi Proses, yaitu bagaimana seorang guru dapat memberikan instruksi pembelajaran yang tepat apakah murid memilih untuk belajar mandiri atau berkelompok, dengan memberikan bantuan yang dibutuhkan murid dalam belajar.
3. Diferensiasi Produk, yaitu berkaitan dengan hasil kerja yang dapat ditunjukkan oleh murid berdasarkan pada minat terhadap produk yang akan dihasilkan.
Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Modul dalam Pendidikan Guru Penggerak
Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. Peran kita sebagai guru penggerak yang dapat menggerakkan komunitas dalam menciptakan ekosistem pendidikan sesuai dengan kebutuhan belajar murid, dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H