Ya Allah, inilah jenazah yang pertama kali aku sentuh, peluk dan saksikan proses memandikan, mengkafani hingga penguburannya. Sungguh kepergiannya yang sangat tiba-tiba membuat keluarga, tetangga Nya dan semua yang mengenalnya terperangah. Hari itu, tak ada tanda-tanda aneh kata orang di rumah Nya. Ia meminta potongan kuku pada mama Nya, ia juga mencukur jenggotnya. usai mandi sore ia sholat ashar .Siapa sangka ia tlah persiapkan dirinya. Siapa sangka ia tlah bersihkan dirinya, Siapa sangka Allah berkenan mengambilnya. bapak mama Nya mengira ia hanya tertidur. Lelah; seperti biasa.Tapi ternyata ia telah tidur tuk selamanya,
Begitu banyak orang bersaksi tentang pribadinya yang baik, santun, penolong dan ramah. Bapak mama Nya bersaksi; Shevchenko anak yang tak pernah merepotkan. Ia tak pernah meminta dibeilkan sesuatu. Ia tak pernah meributkan menu & makanan, Ia pribadi sederhana.
Allohummagfirlahu, wa afiha wa’ fuanhu
Bahagialah disana Sayang! Semua kenangan tentangmu abadi dlm ingatan. Kau sosok penuh kebaikan, Kau memberi banyak pelajaran berharga dalam kehidupan. Tak akan cukup kata tuk ungkapkan, betapa kehilanganmu teramat menyakitkan. Tapi bukankah kematian adalah kepastian. Kami pun hanya sedang menunggu giliran, Berharap cukup sholeh, mengumpulkan bekal. Bertemu denganmu, berkumpul bersama org sholeh di JannahNYA.
Amiiin.
(Mengenang Pacar tercinta “Andriy Shevchenko (Sheva)”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H