Mohon tunggu...
Dewi Handayani
Dewi Handayani Mohon Tunggu... -

Hanya wanita biasa yang menemukan kesenangan di dunia baru-nya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Daun yang Bipolar dan Pohon yang Diktator

18 Agustus 2014   23:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau tahu, Aku masih bisa mengingat

Suara tawa dan tangisanmu yang bergantian meratap

Aku juga masih bisa mengingat

Pelukan mesra dan Lecutan bundamu, sang Pohon yang terkadang kalap

Kau bilang tak pernah ada waktu untuk menjadi diri sendiri

Selalu harus berpacu dengan waktu, demi menjadi Daun yang kelak dihormati seluruh negeri

Kini, sang Daun melayang tak tahu tujuan

Dan Sang pohon terbaring lemah menangis merindukan

Ia membiarkan seluruh rantingnya berguguran ketanah

Berharap sang daun kembali...

Ia merasa tak mampu lagi berdiri

Hanya satu keinginannya : kembali pada masa lalu

Dimana masih tersisa sedikit kenangan

akan tarian sang Daun yang penuh keriangan..........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun