Catatan Dewi, mahasiswa magang yang ikut dalam tugas kemanusiaan menjangkau sebuah puskesmas di Cianjur Selatan.
Setiap kali perjalanan menjangkau warga, selalu ada cerita yang tak terlupakan. Mengisi kenangan khusus di dalam hati dan ingatan.
Seperti pengalaman perjalanan satu ini, menjangkau "Puskesmas di Atas Awan". Puskesmas yang berada di Desa Cibuluh, Kabupaten Cianjur. Tantangan terberat nya adalah belum terdeteksi rute perjalanannya di aplikasi Google Maps.
Dari Bandung kami menggunakan kendaraan roda empat. Berdasar petunjuk secuil informasi nama daerah, kami tetap menggunakan aplikasi google maps. Hingga kami sadar itu merupakan keputusan yang membuat perjalanan kami menjadi menegangkan. Tersesat.
Jalan yang kami lalui ternyata hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja. Semakin jauh semakin menyempit di tengah lebatnya pepohonan. Merasa janggal dengan jalur yang ditempuh walaupun aplikasi mengatakan setengah jam lagi tiba di lokasi Desa Cibuluh.
"Kita nyasar nih? coba tanya warga siapa tau ada jalan lain lagi. kalo puter balik 2 jam perjalanan lagi loh" Ujar Widi yang panik karena ia yang mengarahkan perjalanan melalui Google Maps.
Rakha pun mencoba bertanya kepada warga sekitar yang ada, dan sudah diduga sebelumnya, kami harus putar balik dan mengakses jalan lain.
Bukan hal mudah untuk memutar balik, di hadapan mobil kami adalah tebing dan jurang. Di belakang kemudi Polke dengan kemampuannya memutarkan mobil Double Cabin yang besar itu dengan hati-hati di jalan sempit berbahaya.
"Kadieu we cobaan, cukup mobil ge da. Meh rame saeutik," ucap Polke yang merasa tertantang mengarungi jalan yang baru ia temui setelah putar balik.
"GA, GA, GA," ucapku dan Widi bersamaan
"tar susah lagi ah nyasar takut," lanjut widi dengan nada takutnya.