Saat ini dunia masih di kejutkan dengan mewabahnya virus Covid19 virus yang disinyalir mulai mewabah 31 desember 2019. Penularan lewat kontak antar manusia sulit di prediksi sebab kegiatan sosial yang tidak bisa dihindari merupakan penyebab terbesar penyebarannya covid19 ini. Obat penawar yang belum bisa ditemukan dan membludaknya jumlah pasien yang terpapar. Akibatnya rumah sakit kewalahan sehingga banyak pasien yang tidak tertangani dengan maksimal. Sulitnya perlengkapan medis seperti APD menjadi penyebab pasien berjatuhan termasuk dokter dan para medis lainnya yang juga terpapar covid19 sehingga meninggal dunia.
Dalam hal ini semua pemerintah di dunia menerapkan kebijakan sosial distancing untuk memutuskan mata rantai penyebaran  Covid-19. Hal ini menjadi pilihan terberat bagi disetiap Negara  karena social distancing ini berdampak buruk pada kehidupan masyarakat terutama masalah ekonomi yang terasa sekali dampaknya. Tersendatnya laju ekonomi mengaibatkan tertutupnya kebutuhan primer manusia untuk memenuhinya, karena Negara akan semakin terbebani sebab menanggung segala kebutuhan penduduknya.
Selain dari segi ekonomi bidang pendidikan juga ikut terdampak dalam kebijakan ini yang mana siswa harus diliburkan dan melaksanakan kegiatan belajar mereka secara daring. Dengan pelaksanaan daring disini kebanyakan anak-anak sekolah harus menggunakan Gaget atau Smartphone untuk kegiatan belajar mereka. Gadget sangat mendominasi dikalangan masyarakat dari yang muda sampai yang tua memiliki gadget.
Sebenarnya adapun beberapa manfaat dalam penggunaan smartphone diantaranya memperluas ilmu pengetahuan, mempermudah komunikasi memperluas jaringan pertemanan. Â Adapun dampak negatifnya dari penggunaan smartphone diantara resiko terkena radiasi, lambatnya memahami pelajaran, resiko penyalahgunaan. Seseorang bisa mengetahui situasi tanpa datang langsung kelokasi dan sebagai sarana dan prasarana untuk memudahkan mencari informasi itulah kegunaan gadget.
Tetapi berbeda dengan anak muda zaman sekarang terutama pada pemikiran anak sekolah dasar. Gadget di gunakan sebagai sarana prasana dalam hal permainan terutama permainan game online yang mengakibatkan anak menjadi lupa akan kewajibannya dan tugas peserta didik yakni belajar. Hal ini menjadi masalah terbesar yang dihadapi orang tua dan guru. Selain ini juga menyebabkan pola berfikir anak menjadi lemah, daya ingat semakin menurun dan menyebabkan anak tidak bisa menghafal dan memahami mata pelajarannya dengan baik.
Selain itu mereka juga malas untuk berfikir dan lebih mencari jawabannya di sosial media seperti di google, padahal dalam buku mereka jika dilihat masih ada jawaban yang benar hal ini menyebabkan anak-anak malas untuk membaca sehingga mereka memilih mencari jawaban di google yang belum tentu akurat.
Selain tidak efektif karena gatged, ini juga disebabkan oleh kurangnya praktek siswa pada mata pelajaran yang memang sifatnya harus praktek. Seperti mata pelajaran matematika, banyak dari siswa kelas 5 dari sekolah dasar yang lupa dengan materi perkalian susun, pembagian porogapit. Hal ini dapat menyulitkan siswa untuk mengerjakan soal-soal lainnya jika mereka lupa dalam berhitung.
Jadi hal ini perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar pada anak. Terutama orang tua yang menjadi peran penting dalam pendidikan anak saat ini untuk mengawasi dalam setiap pembelajaran anaknya. Agar prestasi anak tetap  ketika sudah masuk offline gurupun juga tidak perlu harus mengulang mata pelajarannya kembali. Semangat untuk para pejuang semoga kegiatan ini bisa berjalan normal kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H