Mohon tunggu...
Dewi Aprilia
Dewi Aprilia Mohon Tunggu... Operator - Mahasiswa

Pribadi yang ceria suka mencari hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Financial

Akuntansi Manajemen sebagai Alat Strategis: Mengelola Biaya untuk Meningkatkan Profitabilitas UMKM Ubigo Karanganyar

7 Desember 2024   17:25 Diperbarui: 8 Desember 2024   11:04 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akuntansi manajemen sebagai alat strategis dalam pengelolaan biaya dan peningkatan profitabilitas, yang membantu UMKM dalam memberikan data dan informasi yang sesuai dan relevan yang bertujuan membantu membuat keputusan yang baik dalam mengelola sumber daya, dan mencapai tujuan. Dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku UMKM membutuhkan data yang sesuai dan relevan untuk membantu merencanakan, menguasai serta menilai kinerja mereka. Untuk menghindari terjadinya pengambilan keputusan yang kurang tepat karena bersifat dugaan dan berdasarkan firasat, yang mengakibatkan didapat hasil yang kurang memuaskan 

Para pelaku UMKM kerap menemui tantangan dalam mengatur biaya karena keterbatasan sumber daya. Maka dari itu, untuk mengantisipasi hal tersebut dalam mengidentifikasi dan menganalisis biaya diperlukan akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen juga membantu UMKM untuk memenejemen pengeluaran dan meningkatkan ketepatan operasional mereka. Dengan menerapkan Activity-Based Costing (ABC), UMKM dapat mendapat pemahaman yang baik mengenai struktur biaya yang dimiliki dan menemukan area yang memerlukan perbaikan. Untuk mengoptimalkan profitabilitas yang mereka peroleh. Dari faktor yang terurai diatas, UMKM Ubigo Karanganyar dapat menggunakan akuntansi manajemen untuk bersaing kompetitif di pasar. Pengambilan data untuk tajuk rencana ini didapat dari Ibu Fitria selaku owner dari UMKM Ubigo Karanganyar. UMKM Ubigo Karanganyar ialah UMKM yang bergerak pada bidang kuliner Oleh-oleh khas Karanganyar disuguhkan untuk para wisatawan.

Masalah yan sering dihadapi UMKM di Indonesia salah satunya pada UMKM Ubigo Karanganyar ialah bergantung pada pendekatan tradisional dalam pengelolaan biaya dan produksi. Pendekatan tradisional dianggap kurang akurat karena pengalokasian biaya overhead keseluruhan yang dijadikan satu. Sedangkan dengan metode ABC yang dalam pengelolaan biaya dan produksi mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas sebagai pemacu biaya untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari setiap produk yang menghasilkan biaya per unit yang lebih akurat. Keakuratan biaya per unit berpengaruh terhadap profitabilitas yang didapat UMKM yang bisa mengukur berapa laba yang diperoleh dari produk yang diproduksi.

Dalam tulisan ini yang membahas UMKM Ubigo Karanganyar difokuskan pada produk Bollen dan Strudel. Pada produk Bollen dengan produksi 800box dalam satu bulan didapat BiayaBahanLangsung (BBL) sebesar Rp 12.396.000 dan BiayaTenagaKerjaLangsung (BTKL) sebesar Rp 2.542.632. Pada Produk Strudel dengan produksi 320 box dalam satu bulan didapat BBL sebesar Rp 9.534.000 dan BTKL sebesar Rp 1.589.145. Biaya Overhead Pabrik menggunakan pendekatan tradisional pada produk Bollen sebesar Rp 2.837.153,6 pada produk Strudel sebesar Rp 1.251.909. Untuk BOP menggunakan metode ABC dibagi atas aktivitas dan pemicunya. Activitas yang diperlukan untuk produk Bollen dan Strudel adalah Pemakaian mesin dengan pemicu jam mesin. Penanganan bahan dengan pemicu JTKL. Pengemasan dengan pemicu unit yang diproduksi. Dan pemakaian listrik dengan pemicu jam mesin. Karena pada aktivitas pemakaian mesin dan pemakaian listrik sama maka akan menghasilkan rasio konsumsi yang sama yang membuat pada kedua aktivitas tersebut menjadi 1 kelompok. Maka untuk BOP aktivitas pada produk Bollen dan Strudel terdapat 3 kelompok (pool).

 Pada perhitungan biaya perunit produksi dengan menggunakan pendekatan tradisional yaitu dengan menambahkan BBL+BTKL+BOP Dibebankan. Untuk produk Bollen Rp 12.396.000 + Rp 2.542.632 + Rp 2.837.153,6 = Rp 17.775.785,6 untuk total biaya Bollen produksi 800 box dalam satu bulan. Sehingga didapatkan biaya perunit Bollen sebesar Rp 22.219,73 . Sementara untuk produk Strudel Rp 9.534.000 + Rp 1.598.145 + Rp 1.251.909 = Rp 12.375.054 total biaya Strudel produksi 320 box dalam satu bulan. Didapatkan biaya perunit Strudel sebesar Rp 38.672,04. Jika kita bandingkan dengan perhitungan biaya perunit menggunakan metode ABC akan ada perbedaan hasil akhir biaya perunit karena pada metode ABC kita harus menghitung BOP Dibebankan melalui aktivitas dan pemicunya. Pada produk Bollen dan Strudel didapatkan 3 kelompok karena rasio konsumsi sama yaitu kelompok 1 pemakaian listrik dan pemakaian mesin, kelompok 2 penanganan bahan, dan kelompok 3 pengemasan. Hal tersebut yang membedakan antara pendekatan tradisional metode ABC. Pada produk Bollen didapatkan tarif BOP kelompok 1 sebesar Rp 684.600,96 kelompok 2 sebesar Rp152.558,4 dan kelompok 3 sebesar Rp 2.000.000. maka total biaya per unit dengan metode ABC didapatkan dari BBL+BTKL+Total Tarif BOP dibebankan = Rp12.396.000 +Rp 2.542.632 +Rp 684.600,96 +Rp152.558,4 +Rp 2.000.000 = Rp 17.775.791,4 dibagi dengan unit diproduksi 800 box didapat biaya per unit untuk produk Bollen sebesar Rp 22.219.74. Sementara pada produk Strudel Rp 9.534.000 + Rp 1.589.145 + Rp 356.563 + Rp 95.349 + Rp 800.000 = Rp 12.375.147 dibagi dengan unit produksi 320 box sehingga biaya perunit untuk produk Strudel adalah Rp 38.672,34.

 Dari perbandingan hasil biaya per unit diatas dapat dilihat pada pendekatan tradisional biaya yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan metode ABC. Dengan selisih untuk produk Bollen sebesar Rp 0,01 dan untuk produk Strudel sebesar Rp 0,30. Maka dari selisih tersebut penggunaan metode ABC lebih tepat dan akurat dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga UMKM dapat menetapkan harga jual yang tepat untuk meningkatkan profitabilitas mereka dan bisa mengendalikan serta menganalisis biaya yang tepat untuk keberlangsungan bisnis. 

 Secara keseluruhan, metode ABC memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan pendekatan tradisional dalam akuntansi manajemen. Dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, penekanan pada aktivitas, serta kemampuannya dalam mendukung pengambilan keputusan strategis, ABC meningkatkan transparansi dan dapat beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan bisnis. Oleh karena itu, metode ini menjadi alat yang sangat berharga bagi UMKM modern. Mengimplementasikan metode ini tidak hanya membantu UMKM dalam pengelolaan biaya, tetapi juga dalam meraih keunggulan kompetitif di pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun