Membangun  kerajaan bisnis literasi ini, diperlukan empat kaki utama. Terdiri dari divisi penjualan dan pemasaran, divisi keuangan, divisi produksi, dan divisi operasional.  Semuanya tentunya sudah mengalami proses training, mentoring, dan evaluasi sesuai dengan Standart Operational Procedure dan Kualitas Kinerja Akreditasi  yang disusun oleh perusahaan.  Tim divisi yang solid membuat perusahaan akan semakin kokoh dan berkembang dengan cepat.
Seperti halnya bisnis lainnya, Indscript harus berpikir keras untuk tetap bertahan di masa pandemi ini. Dengan mengembangkan budaya kreatif, inovatif, inisiatif, dan mau untuk belajar, Indscript berkeyakinan akan membantu dalam situasi apapun. Belajar bisa dari manapun, salah satunya dari Youtube dengan mencari informasi tentang cara menghadapi permasalah khususnya bisnis dalam situasi pandemi. Adanya sarana dan prasarana digital memudahkan kita untuk bisa daring dalam membangun networking.
Pandemi bukan halangan bagi Indscript Creative meraih mimpi dan tetap membantu  sesama dalam menggapai mimpinya pula, terutama dalam hal literasi. Terkhusus lagi bagi para ibu rumah tangga sebagai target utamanya. Bahkan dengan keinginan kerasnya untuk membuat perempuan yang produktif, Indscript pun mengembangkan sebuah wadah bernama Indscript Business Women University. Wadah ini pun berkonsentrasi menjalankan misi dan visi yang ada sebelumnya.
Dari seorang sosok wanita, bernama Indari Mastuti kita bisa belajar bahwa segala mimpi bisa diraih jika semuanya diniatkan dan dilakukan dengan serius, semangat, dan suka cita. Ketulusan beliau dalam membantu para ibu untuk bisa produktif dari rumah  bahkan mampu berbisnis, membuat kita sadar bahwa siapa pun bisa meraih mimpi, tetapi juga bisa sambil berdayaguna untuk sesama. Sehingga kemanfaatannya bisa dirasakan oleh diri sendiri, begitu juga orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H