Mohon tunggu...
Dewi Anggraeni
Dewi Anggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Student

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Biota Laut, Halocynthia Roretzi, si Nanas Laut yang Bernutrisi

1 Desember 2020   16:38 Diperbarui: 1 Desember 2020   16:53 3146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kalian melihat gambar di atas, apakah kalian membayangkan buah nanas? 

Ya memang benar,  gambar di atas sangat mirip dengan buah nanas. Namun,  gambar tersebut merupakan  Halocynthia roretzi, hewan laut yang memiliki penampakan tubuh seperti buah nanas.  

Sumber: sealifebase.ca
Sumber: sealifebase.ca

Klasifikasi: 

Kingdom    : Animalia
Filum           : Chordata
Subfilum    : Tunicata
Kelas            : Ascidiacea
Ord0             : Stolidobranchia
Famili          :Pyuridae
Genus          :Halocynthia
Species        :Halocynthia roretzi

Halocynthia roretzi atau yang dikenal sebagai nanas laut merupakan hewan  chordata primitif yang masuk ke dalam famili Pyuridae. Nanas laut memiliki tubuh seperti kantung dengan panjang sekitar 12 cm dan lebar 7 cm.  Nanas laut termasuk  hewan laut yang hidup secara soliter dengan bagian luar tubuh  (tunic) yang tebal dan kuat terbentuk dari polisakarida.

Nanas laut termasuk salah satu biota laut yang memiliki karakteristik di antara invertebrata dan vertebrata. Hal tersebut karena nanas laut merupakan kelompok invertebrata yang sudah memiliki karakteristik kunci dari vertebrata yaitu memilki sistem pencernaan, sistem saraf, dan sistem imun.

Nanas laut memiliki cara makan yang unik yaitu dengan cara memasukan air ke dalam tubuhnya dan menyaring plankton atau detritus dari air tersebut. Cara makan ini desebut dengan filter feeders. Nanas laut merupakan hewan yang tidak dapat bergerak, untuk menjalani hidupnya nanas laut melekat di terumbu karang atau substrat lainnya.

Nanas laut merupakan hewan hermafrodit---berkelamin ganda (betina dan jantan). Nanas laut satu testis dan ovarium terletak di dekat sistem pencernaanya. Namun, nanas laut tidak melakukan self-fertilize atau membuahi diri sendiri.  

Nanas laut melakukan reproduksi secara seksual. Ketika sel telur telah dibuahi maka akan terjadi perkembangan baik di lingkungan ataupun di dalam atrium betina sampai menjadi larva. Fase larva terjadi singkat dan pada fase ini larva akan berenang mencari tempat pelekatan untuk melakukan perkembangan. 

Pada fase larva, nanas laut  dapat berenang dengan bantuan ekor berotot yang memiliki panjang 2/3 tubuhnya. Setelah larva berkembang menjadi dewasa, ekor tersebut akan direabsorbsi  dan bertindak sebagai cadangan makanan.

Sumber: Aquaculture Asia Volume 12 . No. 2.
Sumber: Aquaculture Asia Volume 12 . No. 2.

Nanas laut ini tersebar di wilayah subtropikal tepatpnya di asia timur (korea dan bagian utara jepang). Di negara-negara tersebut, khususnya jepang, nanas laut dibudidaya dan dimanfaatkan menjadi suatu hidangan. 

Di jepang nanas laut dikenal sebagai "hoya" atau "maboya". Nanas laut dianggap makanan laut yang kaya akan nutrisi. Untuk mendapat rasa terbaik dari nanas laut, konsumsi setelah panen lebih disarankan. Ketika nanas laut sudah tidak segar lagi, maka akan timbul sedikit rasa metal. Nanas laut dinilai memiliki rasa yang unuk karena mengandung cynthiaol---alkohol tidak jenuh.

Sumber: tripadvisor.com
Sumber: tripadvisor.com
Nanas laut biasa dihidangkan dalam keadaan fresh dan tidak dimasak, seperti sashimi. Bagian luar tubuhnya  dipotong secara vertikal dan bagian dalamnya dikeluarkan. 

Bagian dalam tersebut yang nantinya dipotong dan disajikan dengan kecap cuka. Selain dimakan dalam keadaan fresh, banyak metode penyajian lainnya, seperti diasapi, digoreng, dan dipanggang. 

Berbagai macam penyajian tersebut dinilai akan menghasilkan rasa yang lebih special jika menggunakan sake.


Daftar Acuan:

Ghiselin, M. T. 2014. Tunicates. https://www.britannica.com/animal/tunicate, diakses pada tanggal 1 Desember 2020, pk. 13. 21 WIB.

Lambert, G., R.C. Karney, W.Y. Rhee & M.R Carman. 2016. Wild and cultured edible tunicates: a review. Management of Biological Invasions  7(1): 59---66.

Nguyen, T.T.T., N. Taiguchi, M. Nakajima, U. Na-Nakorn, N. Sukumavasin & K. Yamamoto. 2007. Aquaculture of sea-pineapple, Halocynthia roretzi in Japan. Aquaculture Asia  12(2): 21---23.

Nho, S., H.B Jang, I.S Cha, S.B Park, Y.K Yim, F.F Fagutao, J.E Yao & T. Jung. 2014. Identification and classification of the principal microflora of the sea pineapple Halocynthia roretzi using MALDI biotyping and 16S rRNA analysis.  Aquatic Biology 20: 203--208.

Saint Michael's College. 2014. Tunicates. http://academics.smcvt.edu/dfacey/AquaticBiology/Coastal%20Pages/Tunicates.html, diakses pada tanggal 1 Desember 2020, pk. 15. 18 WIB.

Kamaishi, Y.N. 2018. Hoya (sea pineapple) sashimi. https://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g1022869-d7639927-i268716637-Yoro_Notaki_Kamaishi-Kamaishi_Iwate_Prefecture_Tohoku.html, diakses pada tanggal 1 Desember 2020, pk. 15. 44 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun