Mohon tunggu...
Dewi Angga
Dewi Angga Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis dan membaca adalah dua cara terbaik untuk mencapai keberhasilan

Menulis adalah satu-satunya cara untuk meluapkan segala keluh kesah, menumpahkan segala imajinasi dan merangkai sejuta mimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pejuang Sisa

3 September 2020   23:56 Diperbarui: 3 September 2020   23:58 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencoba memeluk bayang yang nampak terpuruk
Dengan wajah menengadah

Memaksa bulir-bulir air diujung mata tak terjatuh
Saat duka masih terlupa di tengah hiruk pikuk ribuan manusia
Dan semakin tenggelam ke lembah nestapa tak berdasar
 
Hari ini, abu-abu menghiasi langit sore
Rinai hujan seakan menambah pedih sayatan luka
Yang sedikitpun tak terobati dengan senyuman

Saat esok hari kembali memikul, sekarung kepedihan yang terbawa pulang
Dan hanya menyisakan jejak tangis yang tersisa dipunggung tangan

Entah akan berakhir seperti apa
Kisah mereka para pejuang sisa

Apa hanya sekedar bahan suara atau tetap menjadi titik yang terlupa dan selamanya dilupa

Entah...

Karya: Dewi Angga
Kudus, 03 september 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun