Mohon tunggu...
Dewi Andini Yudiati
Dewi Andini Yudiati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 riwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada

Dalam rangka melengkapi penugasan perkuliahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strolling Around Wisata Kampung Cyber, Bertemu Monyet Albino?

18 Desember 2023   16:30 Diperbarui: 18 Desember 2023   17:27 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan informasi dan penunjuk arah. Sumber: Dokumen pribadi.

Saya yakin banyak dari Anda yang pernah mengunjungi Kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata tujuan.Ketika berkunjung ke Kota Yogyakarta, tentu wisata Taman Sari sudah terdengar tidak asing lagi dan langsung terbayang situs pemandian Taman Sari. Namun ternyata, dibalik pesona situs bersejarah Taman Sari, ternyata masih tersembunyi destinasi wisata menarik yang masih menjadi bagian dari wisata Taman Sari. 

Hanya berjarak beberapa ratus meter dari pemandian peninggalan Keraton Yogyakarta itu, terdapat wisata Kampung Cyber yang beberapa waktu lalu saya kunjungi. Kampung Cyber menurut saya patut dikunjungi sebagai destinasi wisata perkotaan yang unik dan menarik. Apalagi, Kampung Cyber ini pernah dikunjungi secara langsung oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. 

Gang Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Gang Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Pada awalnya, setelah mendengar kata “Kampung Cyber”, sejenak terlintas pertanyaan di benak Saya, apakah di Kampung ini banyak melahirkan ahli dibidang teknologi informatika atau bahkan para hacker? Tapi setelah strolling around di Kampung Cyber, pertanyaan di kepala saya perlahan mulai terjawab.

Fasilitas hydrant yang digambari dengan menarik. Sumber: Dokumen pribadi.
Fasilitas hydrant yang digambari dengan menarik. Sumber: Dokumen pribadi.

Lukisan dinding atau mural di gang Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Lukisan dinding atau mural di gang Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Mural pada gang Kampung Cyber yang bertemakan cyber. Sumber: Dokumen ppribadi.
Mural pada gang Kampung Cyber yang bertemakan cyber. Sumber: Dokumen ppribadi.

Perjalanan untuk strolling around atau mengelilingi Kampung Cyber ini dimulai dari arah situs pemandian Taman Sari. Saat mulai memasuki area Kampung Cyber, saya dan kedua teman saya langsung disambut dengan rumah-rumah yang berjajar cukup rapi dengan gang yang tidak terlalu kecil. Berjalan disepanjang gang, kami tidak pernah merasa bosan karena banyak dinding yang terganbar berbagai lukisan dengan gaya tradisional seperti wayang, batik, dan tentu saja tidak ketinggalan konsep cyber.

Rumah dengan nuansa Bali. Sumber: Dokumen pribadi.
Rumah dengan nuansa Bali. Sumber: Dokumen pribadi.
Rumah dengan ornamen dan nuansa Bali. Sumber: Dokumen pribadi.
Rumah dengan ornamen dan nuansa Bali. Sumber: Dokumen pribadi.
Fasilitas kursi dan tempat sampah umum di Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Fasilitas kursi dan tempat sampah umum di Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Rumah sekaligus tempat oleh-oleh. Sumber: Dokumen pribadi.
Rumah sekaligus tempat oleh-oleh. Sumber: Dokumen pribadi.
Tidak hanya lukisan paa setiap dinding-dinding gang, tapi hamper setiap rumah di Kampung Cyber memiliki keunikan dan desain sendiri, baik dari tradisional hingga modern. Para masyarakat menghias rumah mereka dengan berbagai konsep seperti konsep jawa dengan hiasan wayang hingga konsep Bali. 

Filosofi dari penamaan Kampung Cyber ini berasal dari fenomena dimana pada tahun 2009 jauh sebelum internet di Indonesia marak digunakan oleh banyak masyarakat, masyarakat di Kampung Cyber sudah melek internet. Melihat filosofi ini, saya mulai berfikir, kira-kira pada tahun 2009 saya masih minor (dibawah 17 tahun), baru ngerti main dan makan aja.

Papan informasi dan penunjuk arah. Sumber: Dokumen pribadi.
Papan informasi dan penunjuk arah. Sumber: Dokumen pribadi.
Hampir seluruh rumah di Kampung Cyber ini dilengkapi dengan teknologi wifi, jadi kampung ini juga sering disebut Kampung WiFi. Kerennya lagi, setiap sudut di Kampung Cyber dilengkapi dengan 16 CCTV. Kemudian, melalui papan informasi kami juga menemukan bahwa ternyata Kampung Cyber pernah dikunjungi secara langsung oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.  

Atraksi wisata dan penunjuk arah. Sumber: Dokumen pribadi. 
Atraksi wisata dan penunjuk arah. Sumber: Dokumen pribadi. 

Selama melakukan perjalanan kami juga menemukan beberapa hal menarik. Salah satunya di titik ini, saya mencoba memainkan salah satu atraksi wisata yakni mencocokkan baju adat Jawa. Dan dititik ini lah kami menyadari bahwa kami telah berputar mengelilingi Kampung Cyber seolah-olah berada di labirin dan selalu menemukan titik yang sama hingga lima kali. 

Meskipun telah mengelilingi Kampung Cyber sebanyak 5 kali, tapi menariknya, kami selalu menemukan hal baru. Pada putaran kelima kalinya, kami tidak menyadari jika salah satu masyarakat sadar jika kita telah berputar putar selama berkali-kali. “Mbak Mas ini yang tadi sudah lewat ya?” Tanya salah satu bapak yang tengah menyapu. Disini kami merasa kaget karena bapak yang tadi kami sempat kami sapa ternyata memperhatikan kami. 

Monyet albino milih salah saorang masyarakat. Sumber: Dokumen pribadi.
Monyet albino milih salah saorang masyarakat. Sumber: Dokumen pribadi.

Selain itu kami juga bertemu dengan salah satu masyarakat yang memiliki monyet albino. Saya dan teman-teman merasa kaget karena baru kali ini beli minuman bonus ketemu monyet albino. 

Seniman lokal yang tengah melukis sebuah tas. Sumber: Dokumen pribadi.
Seniman lokal yang tengah melukis sebuah tas. Sumber: Dokumen pribadi.

Kemudian, dalam perjalanan kami juga bertemu dengan salah satu masyarakat yang tengah melukis tas. Tapi menariknya lagi, Bapak tersebut tengah mendengarkan salah satu musisi favorit saya Peggy Gou, Dj asal Korea Selatan. Tepat di samping lokasi ini, terdapat warung jamu, angkringan, dan beberapa wisatawan yang tengah membatik menggunakan canting. Awalnya saya merasa bingung karena mencium aroma yang tidak asing seperti terbakar dan bau lilin yang khas. Ternyata aroma tersebut berasal dari pembakaran malam atau lilin yang digunakan untuk membatik.

UMKM berupa baju lukis. Sumber: Dokumen prbadi.
UMKM berupa baju lukis. Sumber: Dokumen prbadi.
Minum jamu di Kampung Cyber, Taman Sari. Sumber: Dokumen pribadi.
Minum jamu di Kampung Cyber, Taman Sari. Sumber: Dokumen pribadi.
Oleh-oleh bakpia di Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Oleh-oleh bakpia di Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Keliling Kampung Cyber, kami tidak perlu takut kelaparan atau bingung mencari oleh-oleh. Masyarakat disini sangat kreatif, hamper setiap rumah menyediakan berbagai usaha seperti angkringan, warung jamu, bakpia, toko aksesoris dan sebagainya. 

Spot foto menarik di Kampung Cyber ala Bali. Sumber: Dokumen pribadi.
Spot foto menarik di Kampung Cyber ala Bali. Sumber: Dokumen pribadi.

Mencoba spot foto menarik di depan toko milik masyarakat. Sumber: Dokumen pribadi.
Mencoba spot foto menarik di depan toko milik masyarakat. Sumber: Dokumen pribadi.

Bagian belakang wisata situs Tamasari yang gratis dari Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.
Bagian belakang wisata situs Tamasari yang gratis dari Kampung Cyber. Sumber: Dokumen pribadi.

Selain oleh-oleh, kami juga menemukan beberapa spot foto estetik. Seperti depan took dan bagian belakang wisata Taman Sari yang bisa dimasuki secara gratis melalui pintu belakang. Namun, jika ingin mengunjungi pemandian Taman Sari maka wajib membeli tiket melalui pintu bagian depan.

Untuk masuk ke Kampung Cyber, kalian tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun, alis gratis. Jarak dari Malioboro ke Kampung Cyber juga tidak begitu jauh, hanya membutuhkan waktu 8 menit. Kampung Cyber dengan kondisi yang padat penduduk dan berupa gang-gang sempit memang cocok untuk dikelilingi dengan berjalan kaki. Sehingga, untuk bisa kesana kita harus parkir motor dulu di situs pemandian Taman Sari atau di Pasar Ngasem. Maka dari itu, kalau kalian liburan ke Jogja jangan lupa untuk menambah wisata Kampung Cyber ke dalam list destinasi yang akan dikunjungi dan temukan pengalaman-pengalaman menarik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun