Sepanjang 2020 Pemerintah telah menetapkan beragam kebijakan untuk pemulihan ekonomi selama pandemi covid 19 . Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang buruk pada ekonomi nasional sepanjang tahun 2020. Pemerintah telah mencatat tiga kali perubahan pertumbuhan ekonomi.Â
Pada Maret-April, pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi di kisaran minus 0,4 persen hingga minus 2,3 persen. Pada Mei-Juni, mencatat 0,4 persen hingga minus 1 persen. Pada september-oktober pertumbuhan mengalami kontraksi sampai 1,7 persen hingga 0,6 persen. Dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 terkontraksi minus 2,07 persen. Ini mengartikan bahwa akibat pertumbuhan ekonomi negatif ini Indonesia terjebak dalam jurang resesi selama tiga kuartal beruntun.
Tahun 2021 ini, pemerintah melanjutkan strategi pemulihan agar roda ekonomi nasional dapat pulih kembali. Baru baru ini pemerintah melalui Kementrian Keuangan kembali merilis Saving Bonds Ritel (SBR) Â dengan seri 010. Saving Bond Ritel adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan pemerintah guna untuk pembiayaan APBN dan menjadi salah satu alternatif pilihan bagi para investor untuk berinvestasi secara aman dan menguntungkan.
Saving Bond Ritel (SBR) tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, namun memiliki fasilitas Early redemption yang mana investor dapat menerima sebagian pelunasan pokok SBR dari pemerintah sebelum tanggal jatuh tempo. SBR memiliki imbalan pokok yang bisa disebut dengan Kupon Mengambang dengan Kupon Minimal (Foalting With Floor) yang menyesuaikan dengan BI 7 day Repo Rate(3.50%).
Fasilitas Early Redemption ini hanya dapat digunakan oleh pemegang (investor) dengan jumlah minimal kepemilikan Rp 2 juta di setiap mitra Distribusi dan jumlah maksimal yang dapat diajukan untuk fasilitas ini sebesar 50% dari total kepemilikan investor.
Kupon SBR010 bersifat mengambang yang artinya disesuaikan setiap 3 bulan dengan tingkat kupon minimal sebesar 5,10% p.a ditambah spread 160 bps (1.60%). Jadi ketika bulan juni 2021 ditetapkan sebesar 4.00%, maka periode juni 2021 -- september 2021 kupon berlaku adalah 5,60% p.a (4.00% + spread 160 bps). Tetapi jika pada bulan juni 2021 kebijakan BI turun menjadi 3.00% maka pada periode juni 2021- september 2021 kupon berlaku bukan pada 4.60% tetapi menjadi 5.10%, kenapa seperti itu ? karena menyesuaikan kupon minimal yang disesuaikan setiap tiga bulan.
Seluruh dana yang diperoleh dari perilisan SBR010 akan masuk ke kas negara untuk pembiayaan APBN secara umum. Secara tidak langsung yang berinvestasi menggunakan SBR ini berkontribusi dalam pembangunan pemulihan ekonomi nasional, khususnya di masa pandemi ini. Â Itu mengapa investasi SBR ini menjadi pilihan terbaik untuk tumbuh bersama.
Selain berkontribusi untuk pembangunan negeri, SBR menjanjikan berbagai keuntungan yang dapat diperoleh antara lain:
1. Investasi ini dijamin langsung oleh negara.
2. SBR memiliki Kupon mengambang dan kupon minimal,
3. Memiliki minimum pemesanan yang sangat terjangkau sebesar 1 juta