Bahasa menunjukkan budaya. Karena itu, bisa dimengertijika kosa kata dan frasa yang muncul dalam setiap bahasa tertentu menunjukkan budaya penuturnya. Di Indonesia kita menegnal padi, beras, gabah, nasi, sedangkan dalam bahasa Inggris yang penutur aslinya tidak memiliki budaya makan nasi, tetapi mereka lebih terbiasa dengan satu kata rice.Budaya asal-asalan di Indonesia tercermin dari frase yang menggunakan kata asal-asalan yang cukup banyak. contohnya saja seperti asbun (asal bunyi), asal bacok, asal jadi, asal ada dan lain-lain. Mungkin semua itu sepintas terkesan remeh tetapi sikap asal-asalan ini bisa dapat membawa akibat yang tidak baik.
Islam tidak menegnal budaya asal. sebaliknya, kita dianjurkan bersikap ihsan yaitu optimal dalam sebuah kebaikan dan itqan yaitu bersungguh-sungguh dalam melakukan sebuah pekerjaan. Terlebih, setip kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang suami adalhpemimpin anggota keluarganya. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anaknya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan seterusnya.
Tidak ada cara lain untuk menghilangkan budaya asal-asalan ini kecuali setiap kita mulai menjadikan ihsan dan itqan sebagai spirit dalam amal sehari-hari. Bukan hanya berhadapan dengan tugas-tugas penting tetapijuga dalam persoalan apa pun, juga dalam hubungan keluarga. Jadi buang budaya yang asal-asalan dan ganti dengan ihsan dan itqan. Sebab, bersikap asal-asalan berarti tidak bersyukur, meremehkan potensi yang Allah SWT berikan dengan tidak mengoptimalkannya, dan menjauh dari jalan cinta-Nya.
post by dewi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H