Mohon tunggu...
Dewi Adelia
Dewi Adelia Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswi Ilmu Keperawatan smt 1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gangguan Kesehatan Mental karena Kurang Ibadah, Benarkah?

31 Januari 2023   00:24 Diperbarui: 31 Januari 2023   00:39 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kesehatan mental menjadi isu yang paling banyak dibincangkan akhir-akhir ini. Kesehatan mental sendiri adalah kondisi batin individu sehingga memungkinkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. Gangguan kesehatan mental menyebabkan seorang individu merasakan perasaan yang kurang menyenangkan sehingga berpengaruh terhadap kegiatan sehari-harinya yang terganggu dan tidak nyaman. Fenomena ini sering dikaitkan masyarakat dengan kurangnya rasa ibadah seseorang sehingga fenomena ini dialami oleh individu tersebut. Namun apakah benar jika kesehatan mental dapat disebabkan kurangnya rasa iman?

Kesehatan sendiri tidak hanya berorientasi pada kemampuan individu untuk mempertahankan kondisi primanya secara fisik. Namun mencakup kemampuan individu dalam mengelola emosi serta cara berpikir sehingga tercipta aspek kesehatan mental itu sendiri. Kesehatan jasmani dan rohani menjadi dua komponen yang disatukan dan tidak terpisahkan sebagai sarana mencapai kata sehat.          

Memang benar hubungan tuhan dengan seorang individu sangat penting untuk tetap dijaga. Buruknya kekuatan spiritual seseorang dapat mempengaruhi kesehatan secara psikis. Namun jika ditelaah lebih jauh lagi, kesehatan mental dapat disebabkan oleh beberapa hal diluar dari spiritual seseorang. Fenomena ini sering dialami oleh remaja yang sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya yang kurang memperhatikan kesehatan mental, selain lingkungan ada banyak hal yang menjadi pemicu yang bisa melatarbelakangi gangguan kesehatan mental individu.

Genetik

Gangguan psikologis dapat disebabkan oleh gen yang turun temurun. Sebagian ahli juga mengamati bahwa, gangguan psikologis yang dialami seseorang maka kemungkinan besar kerabatnya mengalami gangguan psikologis yangs sama termasuk autisme, gangguan bipolar, gangguan ADHD, depresi, dan skizofrenia

Kurangnya dukungan sosial 

Faktor lingkungan berperan penting dalam membentuk karakter seseorang. Maka tidak heran jika sebagian besar gangguan mental yang diderita orang-orang tidak lepas dari peran lingkungan. Kurangnya perhatian sosial dapat menyebabkan sebagian orang merasa dikucilkan atau bahkan tekanan yang didapat dari lingkungan juga menyebabkan gangguan psikologis yang terkadang jarang disadari menjadi lebih parah.

Pengaruh media sosial

Teknologi pada era ini, menjadi sumber pengetahuan terbesar. Tidak dapat dipungkiri bahwa peran teknologi membawa kemajuan iptek pada generasi ini. Namun teknologi yang berkembang pesat menyebabkan berbagai macam dampak psikologis. Kecenderungan seseorang untuk membanding-bandingkan kehidupan, pembulian, dan ketidakpuasan emosional saat berkomunikasi melalui jejaring sosial menjadi beberapa penyebab kualitas Kesehatan mental menjadi terganggu

Kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan mental

Kesehatan mental yang baru-baru ini mulai diperhatikan menjadi hal yang positif bagi perbaikan mental bangsa ini. Namun pelayanan kesehatan mentalnya belum memadai, sehingga seringkali seseorang yang mengalami gangguan psikologis ringan cenderung mengabaikannya dan berdampak pada semakin parahnya gangguan tersebut.

Banyak dari masyarakat itu sendiri yang menganggap berbagai macam penyebab di atas sebagai perihal yang sepele bahkan menghakimi seseorang dalam kurangnya ibadah sehingga jika terus menerus diabaikan maka akan berakibat pada penurunan kualitas kesehatan mental khususnya remaja indonesia. Padahal hal tersebut berulang kali dijelaskan dalam beberapa penelitian bahwa terdaapat penyebab lain yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang individu.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa peran agama dalam kesehatan fisik maupun psikis dapat menjadi alternatif pengobatan atau kekuatan individu secara spiritual. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai dan dicintai, menjalani hubungan penuh rasa percaya pada Tuhan.

Kekuatan spiritual membantu seorang individu untuk memiliki rasa kepercayaan yang kuat akan Tuhannya sehingga hal tersebut dapat membawa pengaruh positif terhadap gaya pikir seseorang dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Allah swt pun pernah bersabdah dalam surah Ad-Dhuha ayat 1-5.

"Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap). Rabbmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak Rabbmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas." (QS ad Dhuha: 1-5).  

Kesehatan mental seseorang biasanya disebabkan hal-hal negatif yang terjadi atau menimpa individu tersebut, bahkan lingkungan dimana ia tumbuh dapat menjadi pengaruh yang besar terhadap kualitas kesehatan mental terutama terhadap remaja. Dengan adanya ikatan yang baik antara  Tuhan dengan hambanya, maka seorang individu dapat memiliki sebuah energi positif untuk tetap berpegang teguh.

Pengaruh agama dalam kesehatan mental cukup besar terutama dalam kebiasaan atau aturan-aturan yang ada dalam agama tersebut. Terikatnya seseorang dalam sebuah agama dapat mengontrol hal-hal buruk yang mungkin terjadi ketika seseorang mengalami sebuah masalah dalam kesehatan  mental. Gangguan Kesehatan mental yang terus diabaikan dapat berujung pada aktivitas merugikan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki gangguan Kesehatan mental. Maka dari itu dibutuhkan ikatan yang memberi individu tersebut sebuah batasan atau aturan untuk dipatuhi sebagai sarana dalam melakukan pencegahan hal-hal buruk tersebut.

"Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS al Baqarah:195)

Menjaga kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam agama islam, tidak hanya Kesehatan fisik namun juga kesehatan mental, mengingat menjaga Kesehatan merupakan bentuk keimanan seseorang terhadap Allah swt yang telah memberikan kehidupan yang sempurna secara lahir dan batin. Dengan menjaga Kesehatan, hal tersebut menunjukan bahwa kita telah menjaga dengan baik sesuatu yang telah Allah swt berikan dan mengembalikan dalam keadaan yang baik pula.

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur." (al Maidah: 6)

Bersyukur adalah bentuk nikmat yang paling tinggi, Ketika seseorang bersyukur dalam menjalani hidupnya maka hal-hal positif akan datang sehingga terbentuk kekuatan spiritual yang kuat dalam diri individu tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa, Kesehatan mental tidak selalu disebabkan oleh kurangnya ibadah seseorang individu. Namun terdapat banyak alasan yang dapat melatarbelakangi sebuah gangguan Kesehatan mental seperti lingkungan hidup, genetika, media sosial, dll. 

Peran agama dalam hal ini adalah dalam menjaga batasan seseorang atau panduan seseorang dalam mengatasi gangguan tersebut. Kekuatan spiritual dapat membawa pengaruh yang sangat besar dalam membantu seseorang dalam mengatasi masalah pada kesehatan mentalnya. Rasa syukur adalah salah satu bentuk kekuatan spiritual yang dapat menjadi kekuatan positif untuk mengatasi gangguan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun