Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ikan Goreng dan Kucing Hitam Misterius

21 Januari 2025   23:57 Diperbarui: 21 Januari 2025   23:57 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sedang memotong-motong ikan yang isi perutnya sudah kubersihkan, ketika kucing itu datang. Kucing yang tak kukenal. Ia mengintip aktivitasku dengan wajah yang nampak penasaran.

Setelah ikan kubumbui dan kubiarkan sejenak, aku ingin melihat kucing itu lagi. Eh dia masih ada. Posisinya masih sama seperti tadi. Raut wajah yang polos dan nampak penasaran dengan gerak-gerikku.

Milik siapa ya kucing ini? Lewat mana kucing ini masuk?

Aku langsung merasa malu dengan diriku. Jendela di dapur masih terbuka lebar. Jadinya alasan paling masuk akal ya si kucing lewat jendela tersebut.

Kucing ini masih memandangku. Kemudian perhatiannya teralihkan dengan potongan ikan yang kumarinasi. Hidungnya nampak bergerak-gerak lucu. Ia mengendus-endus.

Omong-omong ternyata ia berjinjit dengan kaki belakangnya selama ini. Ia naik kursi, lalu menggunakan dua kaki belakangnya sebagai tumpuan untuk melihat sekelilingnya, alih-alih melompat dan duduk di meja.

Oh, ia kucing yang sopan.

Lima menit, sepuluh menit berlalu. Si kucing mulai pegal dan kemudian menurunkan kaki depannya. Ia bergaya ala roti tawar di kursi

Eh dia kucing siapa ya? Ia nampak begitu percaya diri masuk ke rumah yang pemiliknya tak dikenalnya.

Mulailah aku menggoreng ikan dengan minyak sedikit. Aku suka sekali menyantap ikan ekor kuning yang digoreng agak kering. Sebentar lagi nasi matang. Sambil menunggu kedua sisi ikan matang, aku menyiapkan lalapan mentimun dan selada plus sambal tomat. Ooh makan siangku akan luar biasa.

Kucing itu berwarna hitam. Matanya hijau kekuningan. Usianya kutebak baru lima bulanan. Ia masih kucing remaja.

Ia kembali berjinjit dan matanya tertuju ke wajan yang mengeluarkan aroma sedap

Nasi sudah matang. Sambal dan lalapan juga sudah siap. Ikan pun telah kekuningan di setiap sisinya. Waktunya makan siang.

Aku siap menyantap ikan goreng dalam piringku. Kulihat hidung si kucing bergerak-gerak. Ia nampak gelisah.

Tenang pus, ikan gorengnya masih panas. Kalau sudah dingin, akan kubagi denganmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun