Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kobutori (1929), Anime yang Kental dengan Unsur Mitologi

15 Januari 2025   00:05 Diperbarui: 15 Januari 2025   00:05 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Berbicara tentang animasi Jepang atau yang dikenal dengan nama anime, rupanya memiliki sejarah panjang, seperti yang dimiliki oleh negara-negara Eropa dan Amerika. Salah satu anime lawas yang mendapat sorotan adalah Kobutori yang dirilis tahun 1929.

Animasi yang hampir berusia seabad ini masih bisu. Narasi disampaikan dalam bentuk huruf kanji dan huruf Jepang (katagana-hiragana) dalam tiap segmen. Warnanya masih hitam putih dengan warna putihnya cenderung sepia kekuningan.

Anime Jepang kerap menggunakan mitologi sebagai salah satu tema. Ada oni alias setan dan berbagai yokai alias makhluk aneh seperti siluman yang kerap muncul dalam kisah-kisah anime yang diangkat dari mitologi kuno ataupun anime modern saat ini.

Siapakah tengu dan mengapa si penebang kayu tak takut sama sekali? (Sumber gambar: IMDb) 
Siapakah tengu dan mengapa si penebang kayu tak takut sama sekali? (Sumber gambar: IMDb) 

Salah satu yokai yang kerap dikisahkan adalah bangsa tengu, alias siluman burung. Dalam kisah Kobutori alias The Stolen Lump, mereka menjadi tokoh sentral yang berjumpa dengan dua penebang kayu,Tarobei dan Jirobei.

Keduanya sama-sama punya benjolan besar di dagu mereka yang kemungkinan adalah tumor. Tarobei bekerja dengan rajin, sedangkan Jirobei punya temperamen kasar dan suka bermalasan.

Pertemuan Tarobei dengan bangsa tengu secara tak sengaja. Hujan deras membuat Tarobei yang sedang menebang pohon pun berteduh. Ia kelelahan dan kemudian terlelap. Ia terbangun oleh suara musik yang indah. Rupanya sedang ada perayaan bangsa tengu. Tarobei entah kenapa tak takut, malah larut dengan musik tersebut dan tak mampu mengendalikan badannya yang asyik menari.

Pimpinan tengu menyukai tariannya. Ia pun menawarkan Tarobei untuk datang lagi. Tapi sebagai jaminan, ia ingin mengambil harta yang berharga bagi Tarobei. Si Tarobei mengelabuinya dan bangsa tengu mengambil benjolan dari dagunya.

Tetangganya, Jirobei kemudian tertarik untuk datang menggantikan Tarobei ketika melihat Tarobei telah bebas dari benjolan di dagunya.

Cerita yang Diangkat dari Mitologi Jepang
Anime ini diangkat dari karya tradisional Jepang yang populer,  yakni kumpulan dongeng Jepang Uji Shui Monogatari yang terbit pada pertengahan abad ke-19. Cerita ini kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Nah anime Kobutori ini meski usianya hampir seabad, menarik disimak. Karya yang naskahnya ditulis dan disutradarai oleh Chz Aochi memang masih bisu, hanya ada suara musik dengan nuansa tradisional yang bernuansa melankolis namun juga mencekam.

Animasi berdurasi sepuluh menitan ini memiliki coretan gambar yang apik. Desain tiap karakternya khas, termasuk bentuk tengunya. Gambar latarnya lumayan detail. Pergerakan tiap framenya juga sudah lumayan halus.

Raja tengu menyukai tarian Tarobei sumber gambar: Vintage Cartoon Channel) 
Raja tengu menyukai tarian Tarobei sumber gambar: Vintage Cartoon Channel) 

Memang tidak ada subtitle-nya, sehingga penonton yang tidak bisa membaca aksara Jepang hanya bisa menebak jalan ceritanya. Meski demikian, ceritanya masih bisa diikuti. Kalian bisa menyaksikannya di YouTube.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun