Berbicara tentang animasi Jepang atau yang dikenal dengan nama anime, rupanya memiliki sejarah panjang, seperti yang dimiliki oleh negara-negara Eropa dan Amerika. Salah satu anime lawas yang mendapat sorotan adalah Kobutori yang dirilis tahun 1929.
Animasi yang hampir berusia seabad ini masih bisu. Narasi disampaikan dalam bentuk huruf kanji dan huruf Jepang (katagana-hiragana) dalam tiap segmen. Warnanya masih hitam putih dengan warna putihnya cenderung sepia kekuningan.
Anime Jepang kerap menggunakan mitologi sebagai salah satu tema. Ada oni alias setan dan berbagai yokai alias makhluk aneh seperti siluman yang kerap muncul dalam kisah-kisah anime yang diangkat dari mitologi kuno ataupun anime modern saat ini.
Salah satu yokai yang kerap dikisahkan adalah bangsa tengu, alias siluman burung. Dalam kisah Kobutori alias The Stolen Lump, mereka menjadi tokoh sentral yang berjumpa dengan dua penebang kayu,Tarobei dan Jirobei.
Keduanya sama-sama punya benjolan besar di dagu mereka yang kemungkinan adalah tumor. Tarobei bekerja dengan rajin, sedangkan Jirobei punya temperamen kasar dan suka bermalasan.
Pertemuan Tarobei dengan bangsa tengu secara tak sengaja. Hujan deras membuat Tarobei yang sedang menebang pohon pun berteduh. Ia kelelahan dan kemudian terlelap. Ia terbangun oleh suara musik yang indah. Rupanya sedang ada perayaan bangsa tengu. Tarobei entah kenapa tak takut, malah larut dengan musik tersebut dan tak mampu mengendalikan badannya yang asyik menari.
Pimpinan tengu menyukai tariannya. Ia pun menawarkan Tarobei untuk datang lagi. Tapi sebagai jaminan, ia ingin mengambil harta yang berharga bagi Tarobei. Si Tarobei mengelabuinya dan bangsa tengu mengambil benjolan dari dagunya.
Tetangganya, Jirobei kemudian tertarik untuk datang menggantikan Tarobei ketika melihat Tarobei telah bebas dari benjolan di dagunya.
Cerita yang Diangkat dari Mitologi Jepang
Anime ini diangkat dari karya tradisional Jepang yang populer,  yakni kumpulan dongeng Jepang Uji Shui Monogatari yang terbit pada pertengahan abad ke-19. Cerita ini kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa.