"Keretanya besok pagi banget, jam 05.40," jawabku ketika ibu menanyakan rencana tujuanku berikutnya. "Ya nggak pagi banget. Di Malang jam 5 kurang itu sudah terang." Ternyata benar kata ibu, ketika motor yang dikendarai kakak mengantarku ke Stasiun Malang, langit di Malang sudah tak lagi gelap. Perjalananku dari Malang akan berlanjut ke Yogyakarta dengan menumpangi kereta api ekonomi premium, KA Malabar.
Sudah lama aku tak naik kereta api ke dan dari Malang. Selama dan setelah pandemi aku lebih sering naik pesawat. Karenanya aku heran ketika kakak mengantarku ke sisi lain stasiun yang belum pernah kusinggahi. "Yang sisi bagian depan sekarang hanya untuk rute jarak pendek," jelas kakak yang kusambut dengan oooh panjang.
Stasiun Malang ini nampak megah dan gagah dengan sinar matahari yang masih malu-malu terbit, aku memerhatikan bangunan stasiun yang cukup besar. Namun karena waktu keberangkatan tinggal 30 menitan, maka aku pun bergegas karena aku belum tahu lokasi peron untuk KA Malabar.
Ruang tunggu di bagian atas masih lengang. Jadwal keberangkatan pagi sepertinya tidak banyak.
Tidak sulit menemukan lokasi peron, ada penanda yang menunjukkan lokasi kereta Malabar. Aku pun segera masuk gerbong sesuai tiketku. Ada dua kelas di KA Malabar, yakni KA Ekonomi Premium dan KA Eksekutif.
Aku sendiri naik KA Ekonomi Premium untuk berhemat. Harga tiketnya berkisar Rp 290-310 ribu.