Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Prayer of the Refugee, Lagu tentang Pengungsi yang Masih Relevan

15 November 2024   17:36 Diperbarui: 20 November 2024   16:11 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Band Rise Against konsisten menyuarakan isu sosial kemanusiaan dan lingkungan dalam lagu-lagunya (Sumber gambar website official Rise Against) 

Band Rise Against konsisten menyuarakan isu sosial kemanusiaan dan lingkungan dalam lagu-lagunya (Sumber gambar website official Rise Against) 
Band Rise Against konsisten menyuarakan isu sosial kemanusiaan dan lingkungan dalam lagu-lagunya (Sumber gambar website official Rise Against) 

Seperti judulnya, Prayer of the Refugee, lagu ini bercerita tentang pengungsi. Di baik-bait awal seorang ayah bercerita tentang kampung halaman mereka, negeri yang jauh. Ia menyebut masa-masa hidup di sana, jauh lebih baik.  

Mereka memiliki tempat yang disebut rumah sebelum mereka mengepak barang dengan tergesa-gesa dan meninggalkan sekeliling tempat tinggal mereka yang hancur. Di sana hidup mereka dulu damai dan menyenangkan, sebelum kehidupan berubah. 

Before we packed our bags
And left all this behind us in the dust
We had a place that we could call home
And a life no one could touch

Bait berikutnya multiintepretasi. Namun lirik ini bisa dimaknai masa-masa mereka di pengungsian atau terombang-ambing di lautan di mana belum ada kepastian akan nasib mereka. Mereka memiliki emosi yang kompleks, marah, sedih, dan merasa putus asa. Mereka kedinginan dan lapar. Nasib mereka tak menentu, bisa jadi mereka tak bisa masuk ke suatu negara dan kapal mereka harus terus berlayar. Mereka tak bisa berbuat apa-apa dan pasrah. 

We are the angry and the desperate
The hungry, and the cold
We're the ones who kept quiet
And always did what we were told

But we've been sweating while you slept so calm
In the safety of your home
We've been pulling out the nails that hold up
Everything you've known


Di bait berikutnya, para masyarakat sipil yang terpaksa mengungsi dan belum memasuki tempat yang masuk kawasan aman, bisa jadi masih terancam. Mereka was-was akan serangan yang bisa mengenai tempat mereka bernaung. Kondisi cuaca buruk dan perubahan iklim juga bisa berisiko tinggi bagi pengungsi, seperti serangan hawa panas dan banjir. Ketika masyarakat lainnya di belahan dunia lain telah tidur nyenyak, mereka tak bisa tidur karena kuatir dengan keselamatan mereka. 

Dalam bait refrain, ada rasa kecewa dan putus asa sehingga mereka sudah tak berani lagi berharap. Mereka telah kecewa dan beberapa kali mengalami diskriminasi ketika akhirnya berhasil ditampung negara lain atau telah menjadi imigran. 

Don't hold me up now
I can stand my own ground
I don't need your help now
You will let me down, down, down!
Don't hold me up now
I can stand my own ground
I don't need your help now
You will let me down, down, down!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun