Menu Serba Kambing di RM Sate Saleh Metro

Kami baru melakukan separuh perjalanan menuju Lampung Timur dari Kota Bandar Lampung. Setelah melewati Lampung Tengah, kami pun tiba di Kota Metro. Kota ini memiliki luasan yang kecil jika dibandingkan kota dan kabupaten di Lampung, namun kota ini punya pesona tersendiri. Salah satunya adalah kekayaan kulinernya. Kurang lengkap ke Metro jika belum bersantap di RM Sate Saleh Metro.

Kami sendiri sudah mulai merasa lapar. Tadi kami hanya sarapan dengan minuman hangat, belum sempat mengisi perut. Sekalian singgah ke rumah makan ini untuk sarapan sekaligus makan siang. Lokasi rumah makan ini ada di Jalan Jenderal Sudirman, Metro Pusat.

Melihat di pelataran ada sate kambing, aku langsung tergiur. Wah sudah lama nih tidak bersantap serba kambing.

Tempat makan ini didirikan tahun 1968. Ada foto pendiri dan pemiliknya di rumah makan yang bernuansa klasik dan sederhana ini.

Ada mushola dan toilet di rumah makan ini. Secara umum tempatnya nyaman untuk datang bersama kawan-kawan atau keluarga. 

Tempatnya klasik dan sederhana. Tempatnya luas (dokpri) 

Ada foto pendiri dan pemiliknya (dokpri) 

Kami bertiga langsung memesan seporsi sate kambing, seporsi sate ayam, sop iga kambing, dan gule kambing. Tak lupa nasi dan segelas jeruk hangat.

Rumah makan ini memang dikenal menyajikan menu serba kambing, dari sate kambing, tengkleng, gule, dan sop kambing. Namun juga ada menu lainnya seperti sate ayam dan ayam goreng karena tak semua pengunjung suka dan mampu menyantap daging kambing.

Tak lama satu-persatu pesanan datang. Dimulai dari sate kambing.

Sate kambingnya polosan, sedangkan sate ayam dipercantik dengan taburan bawang goreng (dokpri) 

Sate kambing dihidangkan minimalis, hanya tusukan sate dengan daging dan lemak yang berukuran cukup besar. Ada piring-piring dengan kecap dan bawang merah yang diedarkan, di mana bisa jadi tempat mencocol sate dengan bumbu sate.

Ketika kucicipi bumbu satenya unik. Aroma petisnya begitu kuat. Namun aku kurang cocok dengan rasa sate kambing ketika dicocolkan dengan bumbu tersebut.

Aku lebih suka menyantap sate kambing polosan. Rasanya agak manis, gurih, namun beberapa daging masih agak alot. Ada juga bagian yang agak gosong. Secara umum rasa sate kambingnya lumayan, meski agak kemanisan dan agak alot untukku.

Berbeda dengan daging sate kambing yang agak alot, daging dalam sop malah begitu empuk. Mudah digigit dan dicerna. Ada kentang dan potongan tomat di dalamnya sehingga menyegarkan. Hanya kuahnya mengejutkan. Rasanya hambar. Tidak sesuai harapanku di mana mendapatkan kuah berkaldu yang kental.

Daging dalam sopnya empuk dan banyak (dokpri) 

Untunglah kekecewaanku agak terobati dengan sate ayam yang rasanya paling lumayan di antara menu lainnya. Aku juga suka acar mentimunnya yang begitu royal dibagikan ke para tamu.

Setelah bersantap, aku mengakhiri acara makan siang dengan menyeruput jeruk hangat. Ah lemak-lemak dalam langit mulut dan rasa eneq pun terbebas.

Jeruk hangat cocok disantap usai menyantap makanan berlemak (dokpri) 

Total bersantap di rumah makan ini bertiga menghabiskan Rp218 ribu. Tergolong wajar untuk acara santap siang dengan menu kambing. 

Namun, aku agak kecewa dengan rasanya yang tak sesuai harapan. Ekspektasiku terlalu tinggi saat masuk ke resto legendaris ini. Mungkin aku lagi kurang beruntung saja saat itu. Siapa tahu kuah sopnya salah ambil atau pembakar satenya lagi melamun sehingga ada saja yang gosong dan dagingnya belum empuk. 

Perjalanan masih lumayan jauh menuju Lampung Timur. Duh habis makan, aku malah mengantuk. 

.