Andriyanto nampaknya menyukai karakter perempuan yang ambigu dan problematik. Film-filmnya sebelumnya seperti Panduan Mempersiapkan Perpisahan, Mudik, dan One Night Stand juga punya karakter perempuan yang mirip dengan Wyna, selalu minta dimengerti.
Dari berbagai karakter dalam film ini yang paling menarik perhatian adalah sosok Anto yang diperankan Kiki Narendra. Ia beberapa kali melontarkan kekesalan dalam bahasa Jawa Suroboyoan. Ia juga nampaknya paham dengan jaringan mafia Korea dan kenal dengan orang-orang Indonesia yang tinggal di kawasannya.
Para pemeran dalam film ini semuanya memiliki talenta. Hanya batasan naskahnya membuat beberapa karakter nampak redup dan tidak konsisten. Putri Marino agak kurang pas memerankan Wyna. Sosoknya yang tegas kurang pas memainkan sosok Wyna yang rapuh dan perayu. Sementara Lutesha pas memainkan Vanya yang eksentrik, misterius, dan kejam. Berkat perannya ia meraih nominasi piala Citra untuk pemeran pendukung.Â
Nuansa dalam film ini terkesan suram, namun juga riuh oleh gemerlap lampu hiburan malam. Wyna, Rey, dan Vanya digambarkan larut oleh kebiasaan sebagian orang Korea yang doyan mengonsumsi minuman keras.
Sementara isu pekerja migran ilegal terpotret sejak adegan di segmen awal. Rey nampak kabur menghindari kejaran petugas. Beberapa kali Anto juga mengingatkan agar tak dekat-dekat dengan Vanya karena tak sedikit orang Indonesia yang diperas olehnya. Ia membawa mereka untuk bekerja ke Jeju dengan imbalan yang besar, padahal kontrak kerjanya tidak jelas dan tidak manusiawi. Setelah masuk ke jaringan Vanya yang berafiliasi dengan kkangpae, maka mereka akan susah lepas.
Isu pekerja migran ilegal sendiri juga bukan hal yang baru. Isu ini pernah disinggung dalam Cross the Line yang dibintangi Shenina Cinnamon dan Chicco Kurniawan.
Premis Sampai Jumpa, Selamat Tinggal ini mengingatkan pada Minggu Pagi di Victoria Park. Ceritanya sama-sama mencari orang yang hilang di luar negeri, lalu memotret kehidupan pekerja Indonesia di sana. Hanya atmosfer Sampai Jumpa, Selamat Tinggal lebih suram.
Pace bercerita film yang diproduksi Adhya Pictures dan Relate Film ini juga ala-ala film Asia Timur yang relatif lambat dan datar. Beberapa penonton mungkin akan merasa alurnya begitu lambat dan terasa membosankan.
Pada saat pembukaan Jakarta Film Week 2024 Rabu malam (24/10), para pemeran dan sutradara film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal ikut hadir dan menyapa para penonton. Film ini kemungkinan baru tayang reguler pada tahun 2025.
Rangkaian acara Jakarta Film Week akan terus berlangsung hingga 27 Oktober. Ada ratusan film dari berbagai negara yang bisa disaksikan secara cuma-cuma. Juga ada berbagai workshop yang bisa diikuti dari pembuatan skenario film hingga proses penyutradaraan. Kalian bisa cek jadwal film dan mendaftar workshopnya di website Jakarta Film Week.