Konon ia tak bisa tidur setiap  malam sehingga ada lingkaran hitam di matanya. Orang-orang di sekitarnya tak berani mempertanyakan atau memberinya ide agar ia bisa tidur nyenyak. Pasalnya, semua gagasan itu sudah dilaksanakan pria itu. Sayangnya semua ide itu tak manjur olehnya.
Entah sejak kapan ia kesulitan untuk tidur. Mungkin sejak orang yang dikasihinya hilang. Ya hilang begitu saja.
Ia begitu kelimpungan mencarinya. Ia mendatangi polisi. Ia juga menguras tabungan untuk menyewa jasa detektif. Ia juga membuang rasa malu dan segannya untuk datang ke orang pintar. Semua usahanya nihil. Orang yang dikasihinya seperti lenyap tak berbekas. Atau orang yang menculiknya punya kuasa yang begitu tinggi.
Baru sekitar dua tahun lamanya ia ikhlas melepaskannya. Namun aku tahu sejatinya ia masih memikirkannya. Ia tak bisa tidur, mungkin tidur sejam dua jam saja. Wajahnya kusut dan selalu nampak kumal kurang tidur.
Lagi-lagi tak ada yang berani mempertanyakannya. Â Mereka takut itu membuka luka lamanya.
Hingga suatu ketika pria itu pulang ke kediamannya dengan memungut seekor kucing. Seekor kucing putih abu yang punya mata sipit.
Kulihat sejak itu ada yang berubah dengan dirinya. Tubuhnya nampak lebih fresh. Lingkaran hitamnya mulai berkurang.
Lagi-lagi kami tak berani bertanya tentang perubahan dirinya. Kami menunggu ia bercerita sendiri.
Dua bulan kemudian wajahnya makin segar. Ia seperti pria yang kukenal dulu sebelum tragedi itu datang. Aku senang dengan perubahan pada dirinya.
Hingga suatu ketika ia mengajakku mengobrol seusai jam kerja. Ah aku tahu alasan di balik wajah segarnya.
Penyebabnya adalah kucing putih abu sipit itu. Ia memeliharanya.
Berkat si kucing itu ia bisa tidur. Ia senang dengan bunyi mendengkurnya. Tak lama ia pun ikut pulas. Sejak itu ia suka mengajak kucing bernama Pang itu tidur di kamarnya.
Ia mulai bisa tidur meski beberapa jam. Ia lanjutkan eksperimennya. Ia mengadopsi beberapa kucing jalanan lagi. Kini ada tiga kucing di rumahnya. Kucing itu senang ada yang merawatnya dan kawanku itu juga gembira karena akhirnya bebas dari insomnia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H