Ze (Tergel Bold-Erdene) bukan siswa SMA biasa. Ia memiliki kemampuan istimewa terhubung dengan ruh leluhur sehingga menjadi dukun untuk membantu warga desanya. Namun setelah perkenalannya dengan perempuan sebaya dengannya, ia mulai kesulitan menjalani profesinya. Cerita dukun remaja dengan latar Mongolia ini disajikan dalam City of Wind (Sr sr salkh).Â
Di sekolah, Ze adalah anak pendiam yang rajin belajar. Berbeda dengan ketika ia menjadi dukun yang menggunakan topeng. Saat menjadi dukun, ia lancar berkata-kata, menyampaikan pesan dari ruh leluhur.Â
Ia sering diledek oleh teman-temannya karena profesinya. Awalnya ia bersikap masa bodoh. Hingga Maralaa (Nomin-Erdene Ariunbyamba), gadis sebaya yang keluarganya mengundangnya untuk mendoakannya karena akan menjalani operasi, tidak mempercayai kemampuannya. Ia kemudian mengajak Ze melihat dunia remaja yang tak pernah dirasainya.Â
Ia mulai jatuh hati ke Maralaa. Namun perasaan itu membuat kemampuannya sebagai dukun pun luntur. Ia kesulitan berkomunikasi dengan ruh leluhur.Â
City of Wind dan Industri Film Mongolia
Film drama asal Mongolia ini bisa disaksikan di KlikFilm. City of Wind menjadi wakil Mongolia dalam ajang Oscar 2023, namun tak berhasil masuk nominasi.Â
Premis City of Wind ini unik yakni tentang seorang siswa SMA yang juga seorang dukun lalu dihadapkan dilema akan masa depannya. Hanya eksekusinya di beberapa bagian terasa lamban dan berlarut-larut sehingga agak membosankan.Â
Tentang kemampuan khusus yang memudar ketika pemiliknya mengalami masalah mengingatkan pada film The Mistress of Spices yang dirilis 2005. Cerita film tersebut tentang dukun rempah yang dibintangi oleh Aishwarya Rai. Ketika ia jatuh cinta, kemampuannya membantu orang dengan memilihkan rempah-rempah yang tepat pun pudar.Â
Bagian awal dari film yang naskahnya ditulis dan disutradarai oleh Lkhagvadulam Purev-Ochir ini menarik. Ze nampak misterius dan penuh wibawa dengan setelan kostum dan topeng dukunnya. Ia kemudian menyampaikan pesan-pesan dari ruh leluhur kepada kliennya. Ketika kostum dan topeng itu dibuka, ia kembali menjadi sosok remaja pada umumnya.Â
Bagian-bagian ketika Ze melakukan ritual sebelum dan saat bantuannya diperlukan semestinya diperbanyak. Oleh karena bagian inilah yang ikonik di film ini.Â
Visual film ini memang memanjakan mata. Penonton diajak ke kota pinggiran di dataran tinggi. Ada salju dan warna-warni di luar ruangan yang dominan putih. Tiupan angin seperti terasa.Â
Kultur Mongolia juga disisipkan di berbagai bagian. Ze dan kakaknya suka memainkan alat musik tradisional tiup yang sederhana pada saat malam. Lagu-lagu yang menggunakan teknik tenggorokan Mongolia juga seperti hembusan angin.Â
City of Wind meraup sejumlah penghargaan di berbagai festival mancanegara. Film ini meraih penghargaan aktor terbaik dan nominasi film terbaik di Venice Film Festival 2023. City of Wind juga mendapat penghargaan film terbaik di ajang Osaka Asian Film Festival 2024.
Nah omong-omong tentang City of Wind, rupanya tak sedikit film produksi Mongolia yang juga masuk ke festival film mancanegara bergengsi. If Only I Could Hibernate, misalnya, yang juga tayang di Festival Film Cannes 2023.
Industri film Mongolia belakangan ini tumbuh pesat baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Industri film nasional Mongolia tumbuh sejak tahun 1936, sebelumnya mereka banyak terpengaruh oleh Industri film Rusia. Industri film Mongolia kemudian mencapai puncaknya pada tahun 1980, namun pada dekade berikutnya mulai runtuh oleh berbagai faktor.
Seperti di Indonesia, mulai tahun 2000-an industri film nasional Mongolia kembali bangkit. Ini ditandai dengan mulai mengirimkan wakil ke Oscar sejak tahun 2003, lewat film The Story of the Weeping Camel. Mereka mulai rutin mengirimkan wakil ke Oscar sejak tahun 2019.
Kini Mongolia telah memiliki dewan nasional film Mongolia. Mereka juga memiliki 80 studio film dan 15 bioskop, dengan sekitar 17-40 film yang diproduksi tiap tahun. Mereka optimis film-film Mongolia akan semakin dikenal luas.
.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H