Desain karakter, art style, dan gaya pewarnaannya ini mengingatkan pada karakter dalam serial Ninja Hattori dan hantu rakus Q-Taro. Rupanya hal ini dikarenakan Shine Animation merupakan rumah produksi yang menghasilkan animasi Doraemon dan teman-temannya, seperti Ninja Hattori, Q-Taro, Denka, Esper Mami, dan kawan-kawannya.
Bagi yang terbiasa dengan cerita hantu rakus Q-Taro, maka akan segera terbiasa dengan keabsurdan dalam film Ghost Cat Anzu ini. Sejak pertama kali Anzu muncul, sukses bikin tertawa. Apalagi ketika ia bekerja sebagai tukang pijat. Hahahha puas banget tertawanya.
Kelucuan demi kelucuan terus muncul sehingga penonton akan terus tertawa hingga rawan sakit perut. Kehadiran teman-teman baru Anzu dari kalangan siluman seperti siluman rakun (Tanuki), siluman kodok, dan lainnya bikin makin banyak adegan lucu.
Namun, sayangnya mood penonton kemudian dipaksa berubah mengikuti sosok Karin yang bertingkah. Sebenarnya agak susah membuat penonton bersimpati dengan sosok Karin. Konflik dan solusi di akhir pun agak dipaksakan.Â
Cerita di sepertiga akhir ini yang menurutku ini malah melemahkan cerita yang sudah dibangun dengan baik di awal. Memang sih konflik Karin membuat penonton terharu, namun dorongan emosi ini cenderung dipaksakan.
Anime ini tayang di Jakarta World Cinema 2024. Film animasi berdurasi 97 menitan ini tayang perdana di Festival Film Cannes 2024 yang diselenggarakan bulan Mei lalu. Ghost Cat Anzu berhasil masuk nominasi kategori Directors' Fortnight di Festival Film Cannes dan nominasi kategori Cristal Award for Best Feature Film di Annecy International Animation Film Festival 2024.
Ghost Cat Anzu merupakan film animasi dengan tema absurd yang lucu. Cerita hantu kucing menyumbang banyak adegan lucu. Sayangnya plotnya kemudian dipaksakan untuk menyumbang adegan haru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H