Hujan terus mengguyur daerah Liwa dan sekitarnya, membuat suasana terasa sendu dan manusianya enggan beraktivitas. Hari ini masih libur dan aku ingin masih terbuai mimpi berselimut. Namun, hari ini waktunya kembali ke Bandar Lampung. Aku bergegas mandi dan mengemas baju. Dalam perjalanan pulang, kami singgah ke danau dengan perairan yang nampak biru. Danau Asam, nama danau tersebut.
Di Lampung Barat ada banyak obyek wisata menawan. Daerah yang banyak menjadi incaran wisatawan belakangan ini adalah Krui, Liwa, dan Suoh. Ada beragam jenis obyek wisata yang bisa dicicipi, dari pantai, gua, danau, atau bebukitan yang sejuk dan berkabut.
Dari Liwa menuju Suoh hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam. Kami melewati daerah yang kanan kirinya hutan yang masuk kawasan Taman Nasional Bukit Barisan. Jalanannya kadang mulus, namun tak jarang penuh kubangan. Panorama dengan latar pegunungan dan awan-awan ada di sisi kanan jalan.
Danau Asam terletak di Kecamatan Suoh di Pekon alias Desa Sukamaju. Danau ini masuk dalam danau vulkanik, yang terbentuk karena aktivitas vulkanik. Seperti namanya, danau ini memiliki kandungan asam yang tinggi, yaitu asam sulfat dan juga mengandung belerang.
Ketika tiba di Danau Asam ini aku merasa takjub. Danaunya begitu luas terhampar, dengan dikelilingi bebukitan hijau. Di seberang danau nampak semacam kawah yang beruap dengan bebukitan.
Danaunya nampak biru. Jika diperhatikan, ikan-ikan di Danau Asam cukup banyak. Namun waktu ke sana saat itu tidak ada yang memancing. Apakah karena ikannya berasa asam? Entahlah.
Kami menikmati panorama danau sambil duduk-duduk. Fasilitas di sekitaran danau ini masih minim. Ada dangau, bangku kayu, toilet, warung penjual makanan, dan mushola. Sayangnya kondisi musholanya nampak kurang terawat.
Awalnya kami berniat berkeliling danau dengan perahu. Tarifnya tidak mahal, hanya Rp15.000 per penumpang. Penumpang akan diajak berkeliling melihat pasir kuning di seberang. Hanya pengunjung tidak boleh mendekati kawah beruap karena berbahaya.
Berhubung gerimis mulai datang dan nampaknya makin rapat kami pun batal menyewa perahu. Kami pun segera masuk ke dalam kendaraan dan melanjutkan perjalanan.
Menyeruput Kopi Sambil Menikmati Panorama Danau Ranau
Danau Ranau memiliki luasan nomor dua di bawah Danau Toba. Danau ini masuk ke dalam dua wilayah, yaitu Sumatera Selatan dan Lampung Barat. Di Lampung Barat, keindahan Danau Ranau bisa dinikmati di Kampung Lombok, yang masuk Kecamatan Lumbok Seminung.
Dari Krui menuju Kampung Lombok perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam. Kami melewati pinggiran hutan yang jalannya tak selalu mulus. Ketika tiba di dermaga Danau Ranau, matahari sudah tinggi. Sinar matahari terasa menyilaukan dan panasnya menusuk kulit.
Rupanya dari sisi Dermaga Kampung Lombok, agak susah menikmati Danau Ranau dengan nyaman. Kami bisa menikmatinya dengan bersantap di rumah makan di Kampung Lombok yang memiliki panorama Danau Ranau atau sekalian ke kawasan Pusri di Sumatera Selatan.
Akhirnya kami memilih menyeruput kopi di rumah makan panggung sambil beristirahat mengumpulkan energi untuk perjalanan ke Liwa. Danau Ranau yang biru nampak syahdu. Aku asyik menyesap keindahannya sambil melamun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H