Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Twisters", Film Bencana yang Menghibur dan Sinematik

15 Juli 2024   13:56 Diperbarui: 15 Juli 2024   17:20 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"If you feel it, chase it!"

Film Twister yang dirilis tahun 1996 berhasil menarik hati sinefil dengan tema bencana yang kurang umum pada masa tersebut.

Alih-alih berupaya menghindar dari bencana alam, sekelompok orang malah terobsesi mengejar tornado dengan tujuan untuk menjinakkannya.

Premis tersebut kembali diulang 28 tahun kemudian lewat film berjudul serupa, Twisters, dengan Steven Spielberg kembali sebagai executive producer.

Mirip dengan cerita pada film pendahulunya, Twisters bercerita tentang para pemburu tornado.

Kate Cooper (Daisy Edgar-Jones) mendapat tawaran untuk kembali meneliti tornado dengan teknologi yang lebih mutakhir.

Awalnya ia ragu karena ada kejadian buruk saat ia melakukan penelitian tornado bersama ketiga kawannya. Tapi kemudian ia menyanggupi untuk bergabung setelah temannya, Javi (Anthony Ramos) menjelaskan rencana tim riset tornado.

Selain tim Kate, rupanya ada pemburu tornado lainnya. Sekelompok pemburu amatiran yang merupakan influencer medsos ini dipimpin oleh Tyler Owens (Glen Powell).

Mereka memiliki cara tersendiri dalam mendeteksi keberadaan tornado dan menjinakkannya. Lantas tim mana yang menang dalam berburu dan menjinakkan tornado ini?

Kate dan kawan-kawan berupaya sembunyi dari tornado (sumber gambar: IMDb) 
Kate dan kawan-kawan berupaya sembunyi dari tornado (sumber gambar: IMDb) 
Aksi yang Seru dan Sinematik

Film Twisters ini rupanya merupakan sekuel dari Twister (1996) namun berdiri sendiri (stand-alone). Tidak ada kaitan antara para tokoh dalam film pertama dan sekuelnya, demikian juga dengan jalan ceritanya.

Namun ada kemiripan jalan cerita di antara kedua film dan juga ada benang merahnya.

Benang merah dari kedua film ini adalah ancaman tornado, para pemburu tornado, dan juga teknologi yang digunakan dalam meneliti tornado, yang diberi nama Dorothy.

Teknologi ini muncul di awal film. Meski kemudian ada teknologi canggih lainnya yang kemudian digunakan masing-masing tim.

Ada kemiripan alur cerita dan desain karakter dengan film pertamanya (sumber: IMDb) 
Ada kemiripan alur cerita dan desain karakter dengan film pertamanya (sumber: IMDb) 
Secara umum formula cerita kedua film mirip-mirip. Meski demikian film dan gagasan dalam film ini masih terasa fresh.

Pemilihan Lee Isaac Chung _ yang namanya terangkat berkat Minari, sebagai sutradara adalah pemilihan yang tepat.

Ia berhasil mengesekusi naskah yang digarap oleh Mark L. Smith (Midnight Sky, The Revenant) dengan cerita dari Joseph Kosinski dengan apik.

Tokoh utama film tornado ini sama-sama perempuan yang pernah mengalami trauma. Adalah Kate, gadis yang jenius dan intuitif soal cuaca, namun kemudian menutup rapat minatnya setelah peristiwa buruk mengguncangnya.

Latar belakang sosok Kate digarap dengan rapi, demikian juga dengan perkembangan karakternya. Hanya sayangnya kemudian sosok Kate ini terlalu dominan, seperti tren film Hollywood saat ini yang nuansa girl power-nya berlebihan.

Dari segi desain karakter dan perangkat teknologi, kru tim kompetitor malah lebih menarik dan berwarna. Tyrel tampil charming dan memiliki sisi yang kontras dengan sosok Kate. Dexter, Dani, Boone, dan Lily juga memiliki karakter yang unik. Karakter lainnya yang mencuri perhatian adalah sosok wartawan bernama Ben yang diperankan oleh Harry Hadden-Paton.

Daisy Jessica Edgar-Jones yang namanya meroket setelah membintangi Where the Crawdads Sing berhasil memerankan sosok Kate yang ambisius namun juga canggung.

Demikian juga dengan Glen Powell, yang nampaknya tak kesulitan memerankan sosok Tyrel karena karakternya mirip-mirip dengan perannya sebelumnya.

Dari segi dinamika cerita, memang alur ceritanya mudah diprediksi. Namun sajian utama di film ini sebenarnya bukan hanya aksi manusia saat menjinakkan tornado, namun juga tornadonya.

Visual tornadonya meyakinkan penonton betapa berbahaya dan menakutkannya dampak bencana alam ini jika menyerang pemukiman. Sound dan visual dari tornado ini patut diacungi jempol.

Pesan film pertama selain tentang dahsyatnya dampak bencana alam adalah perubahan iklim. Namun di film kedua ini pesan tersebut tak secara eksplisit ditampilkan.

Oleh karena latar ceritanya kebanyakan di Oklahoma dan daerah rural yang terdampak tornado, maka lagu-lagu yang menjadi soundtrack film ini kebanyakan adalah lagu bergenre country. Ain't in Kansas Anymore dari Miranda Lambert dan Ain't No Love in Oklahoma dari Luke Combs, misalnya.

Ini berbeda dengan film pertamanya. Pada film Twister, meski latar lokasinya juga sama, tembang cadas Human Beings dari Van Halen menjadi tembang utama. Lagu tersebut seolah-olah menyampaikan pesan dahsyatnya dampak tornado.

Tembang-tembang yang masuk dalam film pertama dan kedua sama-sama bagus. Hanya sebagai penonton yang ingin bernostalgia dengan film pertama, rasanya kurang lengkap jika tembang Van Halen itu tak dihadirkan.

Omong-omong ada banyak sosok yang berkontribusi di film pertama yang telah meninggal dunia. Mereka adalah Bill Paxton dan Philip Seymour Hoffman yang merupakan pemeran film, Michael Crichton yang menulis naskah, dan Eddie Van Halen sang pendiri dan gitaris Van Halen.

Apresiasi tinggi untuk para kolaborator film pertama. Karena tanpa kesuksesan film pendahulunya, maka film Twisters ini belum tentu dibuat.

Jika diperhatikan alur cerita dan latar ceritanya mirip, sehingga film ini lebih mirip reboot daripada sekuel stand-alone (Sumber gambar: IMDb) 
Jika diperhatikan alur cerita dan latar ceritanya mirip, sehingga film ini lebih mirip reboot daripada sekuel stand-alone (Sumber gambar: IMDb) 
Twisters merupakan film bencana yang menghibur dengan sajian visual yang menawan. Skor: 7/10.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun