Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hujan dan Jahe Hangat

6 Juli 2024   00:08 Diperbarui: 6 Juli 2024   00:22 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan semakin kerap menyapa saat Juli tiba. Ada apakah? Apakah hujan merindukan daratan sehingga ia ingin sering-sering datang. Sudah ada puisi tentang hujan pada bulan Juni, tapi memang agak kurang lumrah hujan turun saat Juli juga. 

Ada apa dengan hujan? Aku bertanya-tanya. Apakah ia baik-baik saja? 

Aku ingin memeriksa hujan, tapi ke mana aku harus bertanya? Apakah aku harus menuju langit dan mencari pelaku yang mengguyur bumi dengan bergalon-galon cairan? Atau aku tinggal mengumpulkan tetesan air hujan dan bertanya kepadanya? 

Ya, pastinya ada sesuatu pada hujan yang menyebabkan ia berlaku tidak seperti biasanya. 

Hujan saat siang dan malam memang menyenangkan. Hujan disebut-sebut hanya bikin gundah saat pagi dan petang ketika orang-orang hendak berangkat dan pulang kerja. 

Namun sebenarnya itu tak adil, bukankah ada yang bekerja hampir sepanjang hari di jalanan? Mereka pasti berlipat-lipat gundahnya, apalagi jika dituntut mengantar pesanan atau dokumen tepat pada waktunya. 

Seperti hujan pada malam ini. Hawa menjadi sejuk ketika ia datang jelang tengah malam ini. Membuatku ingin mereguk minuman hangat sambil menyesapi sisa malam sebelum berganti hari. 

Apa kabar kakek penjual sekoteng yang berdagang berkeliling malam hari? Biasanya ia baru pulang ke rumah sekitar pukul dua dini hari. Saat ini mungkin ia tengah berteduh, semoga dagangannya makin laris dan ia bisa lebih cepat sampai di rumah. 

Kucingku sebagian sudah mendekam di tempat hangat. Seperti apa hujan bagi para kucing? Apakah mereka menyukainya atau malah sebaliknya? Ah mereka sepertinya jadi punya alasan untuk mendekam di rumah. 

Hujan masih terus mengguyur. Hawa makin sejuk. Minuman jahe hangatku makin susut. Selamat malam semuanya dan selamat tidur. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun