Kemudian ada aneka wadah kotak kayu tentang candi-candi di Jawa Timur, dari Malang, Tulungagung, Kediri, Sidoarjo, Blitar, dan kota-kota lainnya. Ada berbagai candi yang belum kudatangi. Jika kotak digeser, maka akan muncul gambarnya.
Koleksi Pewayangan dan Panji
Di koleksi pewayangan dan Panji terdapat foto-foto pertunjukan wayang topeng Panji, perlengkapan topeng, dan aksesorisnya, juga perbandingan tokoh Panji dengan tokoh epos Mahabarata.
Kemudian juga ada aneka koleksi wayang yang mengingatkanku akan koleksi wayang di Museum Wayang di Jakarta. Ada wayang suluh, wayang wali, wayang debog, wayang kancil, Â wayang golek menak, wayang tengger, wayang suket, wayang beber, Â wayang kaca, wayang krucil, dan wayang purwa. Juga ada koleksi tentang sastra Jawa kuno.
Oh iya cerita Panji diakui UNESCO pada tahun 2015 sebagai ikon memori dunia. Cerita ini diwariskan dalam bentuk Macapat, kidung, hingga pertunjukan tari topeng wayang. Meski memiliki latar cerita abad ke-12 hingga abad ke-13, namun cerita Panji mulai populer pada masa Majapahit. Cerita menyebar ke kerajaan-kerajaan Melayu hingga ke Thailand Utara dengan judul Inao.
Setelah puas menjelajah hingga ke taman dan sungai, aku pun mengobrol dengan penjaga museum, sambil melihat-lihat menu restoran. Ada berbagai paket makanan yang bisa dinikmati oleh banyak orang dengan harga terjangkau di restoran ini. Sayangnya tak terlihat kendaraan umum yang melintas di depan museum ini. Aku pun dengan sabar menunggu ojek daring. Setelah lima kali akhirnya pesananku diterima.
Dengan tarif Rp 25 ribu, aku puas menjelajah kompleks museum ini. Wah andaikata keponakanku libur saat itu, mereka pasti gembira kuajak berenang dan bersantap siang di sini, sembari aku berkeliling mengamati koleksi museum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H