Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Second Sister: Cerita Cyber Bullying, Aksi Balas Dendam, dan Peretas Misterius

27 Juni 2024   19:23 Diperbarui: 27 Juni 2024   19:25 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Second Sister direncanakan akan difilmkan dalam bentuk series Korea (sumber gambar: iPusnas) 


Nga Yee dalam perjalanan pulang dari tempatnya bekerja membayangkan akan makan malam yang lezat bersama adiknya. Alih-alih mendapat sambutan hangat adiknya, ia malah menemukan sang adik, Siu-Man, dalam kondisi mengenaskan. Adiknya disebut melakukan bunuh diri karena tak tahan terus-menerus mendapatkan perundungan. Nga Yee antara sedih dan marah, kemudian memutuskan balas dendam. Ia menyewa peretas misterius untuk menemukan dalang di balik cyber bullying tersebut. Cerita misteri ini tersaji dalam buku berjudul Second Sister karya Chan Ho-Kei.

Nga Yee merasa hampa semenjak kepergian adiknya. Ayah ibunya telah meninggal sejak lama dan hanya adiknya satu-satunya saudaranya.

Ia masih tak percaya adiknya nekat terjun dari jendela apartemen. Semenjak ia menjadi korban pelecehan di kereta, ia memang jadi lebih tertutup.  Nga Yee menemani adiknya mengurus kasus ini di peradilan. Pelaku sudah mengaku bersalah dan dihukum. Nga Yee berpikir masalah tersebut selesai.

Namun kemudian muncul serangan balasan dari akun anonim yang menyebut dirinya keponakan si pelaku di sebuah platform terkenal. Ia menyebut adiknya pembohong karena menuduh orang yang tak bersalah. Ia menyebutkan hal-hal buruk tentang adiknya. Dan anehnya warganet percaya, lalu ikut merundung adiknya.

Nga Yee merasa marah dengan hidupnya yang seperti tak adil kepadanya. Ia memutuskan kali ini tak diam saja. Dengan mengeluarkan seluruh tabungannya, ia menyewa sosok misterius yang disebut Mr. N. Ia dikenal sebagai detektif ilegal dan peretas jenius yang ahli menangani kasus di bidang teknologi.

Tapi benarkah cyber bullying itu yang memicu Siu-Man untuk mengakhiri hidupnya?

Sisi Negatif Internet dan Teknologi
Internet dan anonimitas dapat membuat seseorang memunculkan sisi gelapnya. Dengan nama samaran dan IP address palsu, mereka merasa identitas mereka tak bakal terungkap sehingga merasa bebas mencaci maki seseorang tak dikenal. Ada rasa kepuasan yang aneh ketika  target yang dirundung kemudian tertekan, tak berdaya, dan kemudian mengakhiri hidupnya.

Berdasarkan data UNICEF pada tahun 2020, sekitar 45 persen dari individu di Indonesia berusia 14-24 tahun pernah mengalami cyber bullying. Korban perundungan kemudian mengalami insomnia, depresi, hingga bunuh diri. Di negara-negara lain seperti di Asia Timur, jumlah korban perundungan yang sampai bunuh diri juga cukup banyak.

Nah, di novel setebal 632 halaman ini pembaca bisa melihat kegundahan Siu-Man ketika ia mendapat cemohan dari berbagai pihak. Ia awalnya mengurung diri karena setiap kali ia ke luar rumah, setiap mata seperti memberikan tatapan pedih kepadanya.  Ia merasa dirinya sebagai remaja yang tak pantas hidup dan tak patut dikasihani.

Padahal, sebenarnya ia lah korban di kasus ini. Ia sangat gelisah dan takut ketika mendapat pelecehan di kereta. Namun alih-alih mendapat simpati, ia malah dianggap sebagai remaja centil yang menjual diri. Makian dan julukan tak senonoh dilekatkan padanya.

Ya, tuduhan dari akun anonim malah dipercaya oleh warganet. Ketika Siu-Man kemudian mengambil langkah yang fatal, hanya beberapa kalangan yang merasa bersalah.

Pembaca kemudian diarahkan ke sudut pandang si kakak. Nga Yee merasa gagal sebagai kakak. Ia merasa tak tahu banyak tentang adiknya, siapa saja kawan-kawannya di sekolah, dan apa masalahnya. Sejak ia bekerja dan kemudian ibunya meninggal, ia jarang mengobrol dengan adiknya seperti dulu.

Bunuh diri bukanlah solusi. Orang-orang yang mengenal pelaku bunuh diri, juga akan merasa terbebani. Mereka akan terus bertanya-tanya dan merasa bersalah.

Ketika Nga Yee memutuskan mendatangi sosok misterius itu, ia hanya terpikir balas dendam. Ia akan melakukan balas dendam yang sempurna agar dalang di balik akun anonim itu merasakan derita yang sangat seperti adiknya.

Seluk Beluk Peretasan yang Seru
Dalam buku ini ada dua tokoh yang menjadi sentral cerita. Ia adalah Nga Yee si kakak dan Mr. N yang misterius. Mr. N menjadi penolong para detektif ketika menghadapi kasus yang rumit, terutama yang berhubungan dengan teknologi. Namun tak semua kasus diterima oleh Mr. N.

Ia memutuskan menolong Nga Yee karena rupanya kasus ini kompleks. Dengan kemampuannya meretas, ia tahu si pemilik akun anonim itu menggunakan IP address palsu dan memang menargetkan adik Nga Yee. Ia bukan warganet sembarangan karena ia paham cara-cara menyamarkan lokasinya sehingga tak terdeteksi.

Cara-cara peretasan dan aksi balas dendam yang dilakukan Mr. N di sini menjadi sajian utama. Ia mampu mengendalikan gawai seseorang, mengambil alih sistem, berpura-pura sebagai akun X, mencuri data, hingga memengaruhi seseorang dengan teknologi yang dimilikinya. Tak ada perangkat lunak yang aman ketika Mr. N memutuskan untuk menyerangnya.

Desain karakter dan latar belakang dari Mr. N di sini sungguh menarik. Ia sulit dijangkau, dikenal kejam ketika memutuskan balas dendam, namun juga tulus ketika membantu. Oleh karenanya setiap orang yang mengenalnya tak ingin berasa di posisi yang berseberangan dengannya.

Chan Ho-Kei, penulis asal Hong Kong ini begitu piawai mengolah kisah misteri ini sehingga menjadi sajian yang membuat pembaca merasa tak sabar untuk segera menamatkannya. Ia sendiri selain berprofesi sebagai penulis juga memiliki keahlian di bidang perangkat lunak, sehingga tak heran ia nampak menguasai cara-cara peretasan dan memanfaatkan kerentanan yang dimiliki gawai.

Omong-omong novel ini disebut-sebut akan segera difilmkan oleh Anthology Studio dan SK Global dengan judul In the Net. Menilik rumah produksi, sutradara, dan para pemerannya sepertinya latar dan karakter dalam buku yang merupakan warga Hong Kong akan berubah menjadi Korsel.

Bentuknya adalah series sepanjang enam episode dengan disutradarai oleh Kim Jae-woon (A Tale of Two Sisters) dan Park Bo-ram (Through the Darkness). Para pemerannya di antaranya Kim Seon-ho (Hometown Cha-Cha-Cha) sebagai Mr. N dan Park Gyu-young (Sweet Home) sebagai si kakak. Pemeran lainnya ada Lee Hong-nae, Jin Ho-eun, Park Min-yi, Lee So-i, Han Hyeon-jun, dan masih banyak lagi. Belum diketahui jadwal penayangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun